Mohon tunggu...
Imam Punarko
Imam Punarko Mohon Tunggu... Guru - Aktivitas membaca dan menulisnya

seorang pengajar yang belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Selamat Erdogan

26 Juni 2018   10:06 Diperbarui: 26 Juni 2018   10:21 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan Parlemen dan Presiden di Turki yang berlangsung secara damai dan tentram pada hari minggu 24 juni 2018. Pasca kudeta berdarah tahun 2016 ini adalah pemilu pertama yang dilaksanakan, entah mengapa negara ini beberapa kali mengalami kudeta, pergolakan antara paham sekulerisme ekstrem rintisan Mustafa Kemal Ataturk yang berdiri sejak 1923 menghadapi Islam yang terus bergerilya hingga seperti saat ini kejayaan Islam di Turki lah yang memenangkan persaingan. 

Banyak masyarakat yang mengharapkan kemenangan Erdogan dan mengucapkan selamat terutama dari dunia Islam yang hari ini terus di landa peperangan terutama di kawasan timur tengah. Pemilihan di Turki sendiri berbeda dengan yang ada di Indonesia dimana parlementary threshold 50% berbeda dengan di Indonesia yang 20%. 

Melalui kemenangan 50% dengan 5 kandidat, Erdogan benar-benar mendapat legitimasi rakyat, terlebih rakyatlah yang menggagalkan kudeta 2016 dimana hampir seluruh masyarakatnya turun kejalan. Berbeda dengan Turki Erdogan memahami kondisi politik dan kemiliteran secara baik dan dukungan yang kuat membuat kudeta tersebut gagal total tidak seperti yang di Mesir.

Ucapan selamat mulai berdatangan mulai dari president Indonesia Jokowi dodo, Anwar Ibrahim yang baru memenangkan pemilu di Malaysia, Presiden Azerbaijan ilham aliyev, presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Serbia Aleksander Vucic, bahkan presiden Rusia Vladimir Putin memberikan selamat dan siap melanjutkan hubungan diplomatik, walaupun sempat terjadi kerenggangan akibat ditembak jatuhnya pesawat Rusia di Wilayah Turki.

Dunia Islam sendiri merasakan kemenangan seperti juga Erdogan dan pendukungnya di Turki, sebab selama ini kebijakan negara Turki paling berpihak kepada dunia Islam, mulai dari membuat penampuan warga pengungsi perang di Suriah yang mencapai 5 juta orang dan membuat camp pengungsian terbesar dan sangat layak  dimana mampu menampung pengungsi hingga 1 juta orang. 

Turki juga sangat aktif dalam isu dalam dunia islam dimana selama ini Erdogan mendukung rakyatnya yang hendak membantu perjuangan rakyat palestina terutama di masjidil Aqsa dan jalur Gaza. 

Sedikit dari pemimpin dunia yang berani mengatakan Netanyahu pemimpin Zionis Israel sebagai Teroris. Pernyataan Ergodan yang mengatakan bahwa " dimana Azan berkumandang, disitulah tanah airku" menyebabkan Erdogan mendapat hati bukan hanya bagi rakyat Turki sendir melainkan juga Muslim di dunia pada umumnya.

Erdogan sendiri sangat kuat di negara nya lantaran membawa kekuatan ekonomi dan militer yang belum pernah di capai oleh turki sebelumnya. Turki menjadi negara pengekspor yang berhasil sehingga di juluki sebagai "macan Baru". 

Pada 2013 Erdogan sukses melunasi hutang pada IMF, pelunasan ini membuat Turki menjadi negara yang bebas dari hutang. PDB (Produk Domestik Bruto) pada masa Erdogan Berkuasa pada tahun 2013 mencapai US$827 Milliar atau naik fantastis dari US$231 Milliar pada tahun 2002. 

PDB perkapita atau pendapatan perkapita Turki meningkat tiga kali lipat dalam 11 tahun 2002, yakni dari US$ 3.500 menjadi US$ 10.815 ditahun 2013. pendapatan perkapita saat itu lebih besar dari dua negara uni eropa, yakni Rumania dan Bulgaria. 

Terlepas dari segala hal negatif, kita patut memberi apresiasi dan memberi contoh dari kemenangan Erdogan di Turki. Minimal bagi pemimpin di Tanah Air Indonesia harus mencontoh kesuksesan dari kepemimpinan Erdogan di Turki. sebab rakyat membutuhkan bukan sekedar pembangunan namun juga pemimpin yang mampu mensejahterahkan rakyatnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun