Media Sosial yang digunakan sehari-hari  kini telah menjadi bagian kehidupan baik dari kalangan remaja maupun dewasa dan ibu rumah tangga. Media sosial yang paling sering digunakan biasanya aplikasi facebook, Instagran dan whatsaAp.Banyak sekali informasi tersebar dan begitu sangat cepat bahkan dalam hitungan detik saja orang sudah tau berita apa yang lagi viral sekarang namun sebagai seorang mahasiswa kita harus berpikir kritis agar tidak termakan berita hoaks dan menyebarkannya tanpa tau akibatnya. Sebagai mahasiswa  kita harus bisa mencari tau yang mana opini,data dan fakta. Dibalik kemudahan informasi ada tantangan besar bagaimana caranya agar tidak termakan berita hoaks dan ujaran kebencian , ini bukan hal yang harus dianggap remeh dipandang sebelah mata tapi ini tentang etika berkomunikasi dan juga ancaman terhadap nilai- nilai luhur pancasila dalam sila ke-3 dan ke-2 yaitu kemanusian yang adil dan beradap dan persatuan indonesia.
Data dari kementrian Komunikasi dan digital (komdigi) pada tahun 2024 telah ditemukan 1.923 konten hoaks yang diverifikasi dan tersebar luas di media. Bahkan baru- baru ini di pertengahan juli 2025 diskominfo jawa tengah menemukan berita hoaks seperti isu palsu tentang pesan militer iran untuk indonesia serta kabar bohong mengenai program makan gratis yang dibatalkan. Dari kasus berita tersebut seharusnya kita jangan mudah termakan oleh berita hoaks tanpa adanya data yang fakta.
Berita hoaks yang tersebar di media sosial seringkali juga disertai dengan ujaran kebencian,yang seringkali digunakan untuk kepentingan pribadi dan menyerang kelompok tertentu berdasarkan yang paling banyak di temukan tantang politik dan agama. Dan hal ini justru bertentangan dengan sila kel-2 pancasila, yaitu" kemanusian yang adil dan beradap" karena mentalihi dengan prinsip nilai pancasila yang saling menghormati satu sama lain antar  sesama manusia. Selain itu inforamsi palsu yang mengandung ujaran kebencian di dalamnya berpotensi untuk memecah belahbangsa dan melanggar sila ke-3 pancasila yaitu," persatuan indonesia."
Menurut data survei dari lembaga juga menunjukkan bahwa 30-60% Masyarakat indonesia termakn berita hoaks dan hanya sebagian kecil yang benar-benar mampu membedakan yang mana informasi benar dan tidak. Bahkan facebook menjadi aplokasi atau platform utama penyebaran hoaks di indonesia yaitu 55,9%,WhatsApp 13,9% dan instagram 7,4%.
Melihat begitu banyaknya berita hoaks yang bersebaran dimana-mana kita sebagai mahasiswa yang menjadi generasi muda bahkan calon generasi emas 2045 nanti tidak bisa hanya berdiam diri saja melihat banyak nya orang yang termakan berita hoaks bahkan ada yang menyebarkannya dan itu bisa berpotensi menjadi ujaran kebencian. Ini semua harus dimulai dari diri sendiri membiasakan berfikir kritis mencari tau dan memilah mana oponi ,fakta dan data. Jangan sampai ikut termakan berita hoaks tanpa mau mencari tau kebenarannya dan malah ikut menyebarkannya. Jangan sampai kita lupa bahwa ada nilai luhur pancasila yang yang harus diterapkan walaupun di tengah- tengah banyak nya informasi yang dapat diketahui dari berbagai macam penjuru dunai bahkan budaya asing sekalipun yang mulai diikuti oleh kalangan anak muda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI