Mohon tunggu...
Puji Lestari
Puji Lestari Mohon Tunggu... Guru PNS

suka belajar, ingin bermanfaat untuk orang lain, Siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Food Waste MBG, Sosialisasi Losida, Ember Tumpuk, dan Ecoenzim di MAN 2 Bantul

21 September 2025   23:56 Diperbarui: 23 September 2025   09:47 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosialisasi ember tumpuk dan ecoenzim oleh Tim Inovasi bersama kepala madrasah  (Sumber: dokumentasi madrasah)
Sosialisasi ember tumpuk dan ecoenzim oleh Tim Inovasi bersama kepala madrasah  (Sumber: dokumentasi madrasah)

Dengan penjelasan ini, siswa memahami bahwa food waste MBG dapat diarahkan ke beberapa jalur pemanfaatan, sesuai jenis dan kandungannya. 

Tulang, plastik, dan minyak jelantah tidak dianjurkan dimasukkan ke dalam Losida, Ember Tumpuk, maupun ecoenzim karena sulit terurai.

Suasana sosialisasi semakin semarak ketika siswa diajak mengucapkan yel-yel bersama: "Zero Waste, Zero Worry!" yang berarti nol sampah, nol kekhawatiran. 

Yel-yel ini menjadi simbol semangat bahwa setiap orang bisa berkontribusi menjaga lingkungan mulai dari hal sederhana. Dengan penuh semangat, siswa berteriak kompak sambil mengepalkan tangan, seakan meneguhkan tekad bahwa madrasah mereka siap bergerak menuju budaya tanpa sampah.

Sosialisasi Losida dan tanya jawab (sumber : dokumentasi madrasah)
Sosialisasi Losida dan tanya jawab (sumber : dokumentasi madrasah)

Meski baru berupa sosialisasi, kegiatan ini membuka kesadaran baru di kalangan siswa. "Saya baru tahu kalau kulit buah bisa dijadikan cairan pembersih alami. 

Biasanya kan langsung dibuang. Jadi ingin coba di rumah," ujar salah satu siswa kelas XI. Siswa lain menambahkan, "Kalau program ini jalan, sisa makanan MBG bisa lebih bermanfaat. Tidak mubazir, malah bisa dipakai untuk pupuk kebun sekolah."

Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk menumbuhkan kesadaran bahwa food waste bukan sekadar limbah, melainkan peluang belajar dan berinovasi. 

Dengan pendekatan Project-Based Learning (PjBL), ke depan siswa diharapkan mampu mengamati, memilah, dan mengolah food waste menjadi produk yang bernilai guna.

Melalui sosialisasi ini, MAN 2 Bantul ingin membentuk budaya baru: sisa makanan tidak lagi dianggap sampah, tetapi sebagai sumber ilmu, sumber inovasi, bahkan sumber keberkahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun