Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ujian Buat Apa?

20 Maret 2017   15:22 Diperbarui: 21 Maret 2017   00:00 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pagi ini aku berencana menyusun soal ujian tengah semester. Tiga minggu lagi UTS akan dilaksanakan dan surat permintaan soal sudah diedarkan. Kubuka surat permintaan soal tersebut dan disana tertera berapa jumlah soal yang harus dibuat beserta  dengan ketentuan penyusunannya.  

Bukan jumlah soal dan ketentuan pembuatan soalnya yang aku permasalahkan, tetapi buat apa sebenarnya soal itu dibuat? Apa yang harus aku ukur dari soal tersebut? Keberhasilan seperti apa yang kuinginkan dari mahasiswaku ? 

Selama ini ternyata aku tidak begitu mempedulikan hal tersebut. Membuat soal hanya sekedar menyusun dari materi yang disampaikan. Membuat soal tidak memperhatikan tujuan dari keberhasilan belajar. Membuat soal hanya untuk memenuhi proses belajar mengajar.  Proses belajar mengajar yang aku sendiri tidak pernah mengevaluasi bagaimana materiku ? Apakah bisa diterima dengan baik oleh peserta didik? Ataukah hanya untuk kepentingan pembuatan  nilai saja ? 

Melihat dari proses belajar mengajar yang selama ini dilakukan mungkin aku termasuk pengajar yang asal. Metode yang dilakukan juga begitu-begitu saja, ceramah seadanya dengan materi yang  bahkan kadang  juga baru disiapkan menjelang  waktu mengajar tiba. Bagaimana mungkin aku bisa menguasai terhadap materi? Bagaimana mungkin aku bisa secara mendalam menjelaskan kepada peserta didik?

Apakah mahasiswaku selama ini sudah paham dengan apa yang aku sampaikan. Apakah mahasiswa ku selama ini hanya menjadi pendengar yang baik? Itupun kalau mereka mendengarkan, bagaimana kalau sebenarnya selama ini hanya diterima telinga kanan dan keluar telinga kiri?  Bagaimana kalau proses pembelajaran yang aku lakukan ternyata hanya sekedar pemberian materi tanpa sedikitpun ada nilai-nilai kebaikan yang aku tanamkan? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun