Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Angin Kencang Datang

19 Oktober 2021   09:31 Diperbarui: 19 Oktober 2021   09:32 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Ibu, boleh ga Bapak tanya?" Tanya suami

"Boleh, mau tanya apa?" Jawabku

"Pernah ga ibu buka-buka sosial media mantan?" Tanya suami.

Mendapat pertanyaan seperti itu dari suami Aku tidak langsung menjawab. Aku ingat-ingat pernah ga buka-buka media sosial orang yang pernah dekat dulu sebelum menikah dengan suami. 

Jujur kukatakan seingatku pernah juga searching tapi tidak menemukan dan juga tidak pernah menghubungi baik via telpon maupun media sosial. Kusampaikan hal tersebut dan kucoba untuk mengulik lebih jauh mengapa tiba-tiba bertanya seperti itu. Kucoba merenungkan kembali, apa yang sebenarnya terjadi? Kucoba mempertanyakan kenapa harus mempedulikannya lagi? Kucoba bertanya kenapa suami mempermasalahkan hal tersebut?

Suami menyampaikan ada perubahan pada diriku yang ditangkapnya aneh. Sering  dilihatnya aku main media sosial. Acapkali pegang gadget walau sedang di rumah. 

Kaget juga mendengar penuturan tersebut. Rupanya ada something is wrong yang tidak dirasakan.

Kehidupan berumahtangga memang penuh dengan ujian. Kebersamaan suami istri kadang dipenuhi dengan berbagai permasalahan. Sekecil apapun gesekan yang terjadi harus bisa diselesaikan. Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan berumahtangga, semua terjadi mungkin karena kurangnya pengetahuan terhadap ilmu pernikahan. 

Apa yang dijalani sekarang ini sama saja dengan apa yang  mulai dari awal dulu. Tidak ada peningkatan ilmu dalam membina rumah tangga. Tidak ada penambahan ilmu dalam menjaga hati.

Hidup berjalan sedemikian mengalir nyaris datar,  sedikit peningkatan dan bahkan mungkin penurunan.

Godaan yang sedemikian besar, kedudukan yang sedikit melenakkan, hampir membuat  khususnya hidup berjalan apa adanya.

Kadang ketika merasa hampa, ingin mendapat pencerahan dan membutuhkan masukan, wejangan, nasehat sebagai tambahan bekal hidup.

Hal-hal semacam itu membuat gampang terlena dengan motivator-motivator hidup yang banyak bersliweran di dunia maya. Kekaguman pada mereka yang memberikan pencerahan seringkali membuat "sedikit lupa" ada motivator yang mendampingi setiap hari, setiap saat, hampir 24 jam sehari mendampingi. Kecuali sedang berpisah karena melaksanakan aktivitas masing-masing.

Tetapi kepedulian, kasih sayang , cinta byang diberikan akan membuat tersadar kembali.

Hidup itu tidak bisa terlena begitu saja. Masih banyak yang harus dibangun bersama. Masih aa yang harus dibina.

Duri yang pernah tertelan semoga bisa dimuntahkan. Hingga tak lagi menjadi hambatan ketika menelan.

Senantiasa menyukuri apa yang sudah dimiliki.

Dalam sebuah hubungan suami istri, kadang terjadi suatu kondisi yang membuat perasaan istri atau suami tidak enak. Hati kadang hampa diombang-ambing dengan perasaan sedih, galau, ngambek, bahkan marah. Mengapa perasaan-perasaan itu bisa muncul.? Bisa jadi penyebabnya adalah kurangnya rasa bersyukur kepada Allah Ta'ala atas semua nikmat yang Allah berikan....

Rumus bahagia pada rumah tangga ada pada hati yang penuh syukur dan jiwa yang penuh sabar. Bersyukur atas setiap kelebihan dan kekurangan pasangan, serta bersabar atas setiap ujian yang Allah berikan.

Jangan kufur nikmat agar rumah tangga selamat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun