Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

Seorang pembelajar yang Ingin terus mengasah diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berani Berlomba, Bisa Jadi juara

17 November 2019   03:38 Diperbarui: 17 November 2019   03:48 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penghargaan HKN /dokpri

Aku yakin itu kalimat yang benar, Berani Berlomba, Bisa Jadi Juara. Buktinya sudah nyata ada di depan mata. Program study tempat aku bekerja bisa mendapatkan 4 ( empat ) kejuaraan dalam perlombaan Hari Kesehatan Nasional kemarin. Penghargaannya kami terima pada saat upacara HKN di kantor direktorat Poltekkes Kemenkes Semarang.

Berkah rahmat dari Allah SWT kami dapat menjadi Juara 1 paradance, Juara 1  HELTY, Juara 2 dosen berprestasi dan juara harapan 1 Yel-Yel. Sesuatu yang tadinya kelihatan muskil ternyata bisa menjadi kenyataan. 

Hal yang pertama aku petik dari hikmah event ini adalah keberanian untuk maju. Dengan dukungan dari pimpinan, diberi kebebasan untuk berkreativitas,   kita bisa ternyata. 

Menjadi berani itu ternyata tidak mudah. Ketika kebebasan kita dikekang, kreativitas kita dibatasi, keberanianpun terpendam, bahkan bisa jadi yang muncul adalah rasa takut, prestasi tidak akan muncul.

Yang terpenting adalah lakukan saja yang terbaik, hasil adalah urusan nanti. Ada yang mentakdirkan dari hasil tersebut. tugas kita adalah berusaha melakukan yang terbaik, mengerjakan seoptimal mungkin, menyerahkan hasilnya kepada Yang Maha Menentukan dengan memanjatkan doa-doa terbaik untuk jerih payah kita.

Keberanian itu butuh dukungan, namun dukungan yang paling besar adalah motivasi dari dalam. Kemauan untuk maju dari dalam diri. Kemauan untuk berprestasi yang timbul dari dalam hatinya.  Kemauan untuk melakukan yang terbaik yang didorong dari dalam dirinya. 

Motivasi semacam itu akan timbul ketika kita selalu punya tujuan, harapan, target dan visi. Dengan terpeliharanya tujuan, harapan, target dan visi diri tersebut maka kita akan selalu punya semangat untuk meraih tujuan, harapan, target dan visi tersebut.

Apalah artinya hidup ketika kita sudah tidak punya tujuan, harapan, target dan visi. Visi terbesar hidup kita tentu bukan visi kehidupan sekarang saja, namun kehidupan setelah kehidupan nanti yaitu kehidupan abadi di akhirat . Apa yang kita lakukan sekarang ini hendaknya kita orientasikan ke sana. Jangan hanya sekedar melakukan sesuatu yang sia-sia saja, Sibuk namun tidak berguna.  

Keberanian itu butuh dukungan, dukungan dari orang-orang terdekat yang menghargai apa yang kita lakukan. Penghargaan itu tidak harus berupa materi, namun senyuman penghargaan, pernyataan suport, pujian yang keluar dari lisan yang ikhlas merupakan dukungan yang luar biasa. 

Penghargaan dari prestasi akan memunculkan prestasi-prestasi berikutnya. Maka teruslah kita memberikan dukungan dan penghargaan kepada diri dan orang-orang di lingkungan terdekat kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun