Mohon tunggu...
Pujia Khoirunisa
Pujia Khoirunisa Mohon Tunggu... Penulis - Newbie Blogger - Law Student âš–

hiduplah seperti Larry!1!1

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengaruh Negatif Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

1 September 2021   00:30 Diperbarui: 1 September 2021   00:35 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hi, Fellas!

Dewasa ini, penggunaan media sosial menjadi satu hal yang tak terelakan karena memang diperlukan demi terjalinnya komunikasi jarak jauh baik satu arah maupun dua arah. Di Indonesia sendiri penggunaan media sosial cukup massive yakni hingga mencapai 170 juta dari total populasi 274,9 juta pada Januari 2021 lalu.

Disamping dampak positifnya, seiring berjalannya waktu media sosial memiliki dampak negatif salah satunya terhadap gangguan kesehatan mental. Permasalahan ini tidak bisa dianggap remeh, mengingat kesehatan mental sama crusial-nya dengan kesehatan fisik. Seseorang tidak bisa dikatakan sehat, jika salah satu diantaranya tidak baik-baik saja.

Gangguan kesehatan mental dapat berakibat fatal yakni berujung pada kematian, sehingga masing-masing dari kita perlu mengenali, menyadari dan mengatasi kesehatan mental yang terganggu baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. 

Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental cenderung tak dapat menikmati kehidupannya. Tanda-tanda seseorang mengalami gangguan kesehatan mental dapat terlihat dari perilaku, emosi dan pemikirannya.

Media sosial berperan besar dalam permasalahan terkait mental health atau kesehatan mental, dimana media sosial memberikan akses yang mudah untuk membandingkan hidup kita dengan yang lain dan membuat kita merasa kita tidak cukup baik serta selalu ada yang lebih baik diluar sana. Sejatinya, memang begitulah kenyataannya ‘diatas langit masih ada langit’, tetapi mindset seperti ini justru akan membuat kita terpuruk dan tidak percaya diri.

Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa ‘social media is not reality’. Tidak semua hal dibagikan di media sosial, seseorang cenderung hanya membagikan hal-hal yang membahagiakan bukan sebaliknya. 

Baru-baru ini muncul tren pamer saldo ATM yang nominalnya cukup fantastis. Tidak ada yang salah karena setiap orang berhak melakukan apapun yang mereka inginkan dan kita pun memiliki pilihan bagaimana menanggapinya.

Most things are out of your control, what u can control is how you respond. Ada dua pilihan tanggapan, entah menjadikannya sebagai motivasi atau malah tidak terima dan menyalahkan keadaan karena harta yang dititipkan kepada kita tidak sebanyak orang lain. Tentu the best respond is merasa cukup atau qanaah in Arabic dan menjadikan hal tersebut sebagai motivasi.

Selain itu, media sosial juga memberikan akses yang mudah bagi setiap orang dalam menilai keadaan orang lain dan sayangnya kini penilaian tersebut berkontribusi sebagai alasan kebahagiaan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun