Mohon tunggu...
Puja Rahmatika Lingga Putri
Puja Rahmatika Lingga Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Bercerita tentang pengalaman hidup, dari hati ke hati. Selamat datang di ruang santai dan personal milikku.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Swara Kretek: Representasi Busana Berbasis Warisan Budaya Lokal

20 Juni 2025   22:25 Diperbarui: 20 Juni 2025   22:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Satu set busana wanita ready to wear bertema 'Swara Kretek' karya tugas akhir mata kuliah Gelar Karya Busana."

Industri fashion saat ini tidak hanya soal tren dan penampilan. Lebih dari itu, fashion bisa menjadi cara untuk menyampaikan pesan tentang budaya, isu sosial, hingga kepedulian terhadap lingkungan. Inilah yang ingin saya tunjukkan melalui koleksi busana "The Legacy of Kretek", khususnya rancangan utama berjudul "Swara Kretek".

Karya ini saya buat sebagai bagian dari tugas akhir mata kuliah Gelar Karya Busana di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Saya merancang satu set busana wanita ready to wear yang terdiri dari blus, rok, dan obi belt. Desainnya bergaya eksotis dramatis, dengan sentuhan budaya lokal dan menggunakan bahan semi wool biodegradable sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Tari Kretek Kudus: Inspirasi yang Menghidupkan Cerita

Ide utama busana ini datang dari Tari Kretek Kudus, tarian daerah dari Kudus, Jawa Tengah, yang menggambarkan aktivitas para buruh, dalam karya yang saya buat khususnya untuk buruh perempuan di pabrik kretek. Gerakan dalam tarian ini  penuh makna---menunjukkan ketekunan, semangat kerja, dan kekuatan perempuan.

Melihat nilai-nilai dalam tarian ini, saya merasa bahwa cerita tersebut layak dibawa ke dalam bentuk busana. Tidak hanya untuk dikenakan, tetapi juga untuk mengingatkan kita akan warisan budaya yang begitu kuat.

Busana Sebagai Media Cerita Budaya

Saya memilih pendekatan desain eksotis dramatis yang menonjolkan bentuk yang unik dan penuh karakter. Tapi karena busana ini ditujukan untuk pakaian siap pakai (ready to wear), desain tetap dibuat nyaman untuk dikenakan.

Beberapa elemen desain sengaja saya rancang untuk memiliki makna tersendiri. Misalnya, potongan kerah tegak dan lengan balon dengan manset tegas pada blus mencerminkan kekuatan karakter dan kepercayaan diri perempuan pekerja. Ini bukan sekadar gaya, melainkan pernyataan visual tentang ketegasan dan keberdayaan.

Lalu, di bagian dada kiri dan obi belt, saya menambahkan aksen teknik anyaman. Ini tidak hanya menjadi elemen estetika, tetapi juga menyimbolkan keterampilan, ketelitian, dan kekuatan kolaborasi seperti anyaman yang terbentuk dari simpul-simpul yang saling mendukung.

Selendang Toh Watu dan batik Kudus, sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus penanda jati diri masyarakat Kudus. Pada bagian bawah, rok dengan siluet A dan potongan asimetris menggambarkan dinamika gerak yang bebas tapi tetap terkendali, sebuah simbol tentang kebebasan berekspresi dalam batas nilai tradisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun