Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bystanders Effect, Ketika Keadaan Seolah Acuh dan Tak Berpihak Padamu

27 Mei 2021   14:32 Diperbarui: 27 Mei 2021   14:36 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bystanders Effect/Sumber: Locallove.ca

Pasti ada penyebab mengapa bystanders effect ini dapat terjadi. Berdasarkan data yang aku baca, penyebab yang pertama adalah karena banyaknya orang di lokasi kejadian menyebabkan difusi tanggung jawab. 

Maksudnya, orang-orang yang berada di sekitar lokasi pada akhirnya merasa tidak memiliki keharusan untuk melakukan sebuah tindakan. Sebab tak ada pembagian tanggung jawab diantara orang-orang yang tengah membutuhkan pertolongan tadi. 

Kemudian alasan selanjutnya adalah kebutuhan untuk bertindak dengan cara yang benar dan dapat diterima secara sosial. Contohnya seperti apa yang terjadi padaku, ketika orang-orang menyaksikan sebuah kecelakaan sedangkan tak ada orang lain yang bereaksi membantu, maka yang ditafsirkan oleh orang-orang ini adalah tidak adanya keharusan untuk menolong dan melakukan sesuatu atas kejadian tersebut. 

Mengenai hal ini, aku juga membaca sebuah contoh terjadi pada kasus seorang perempuan yang ditusuk pisau oleh kekasihnya yaitu Kitty Genovese. Penelitian mengenai kasus ini memiliki kesimpulan bahwa saksis kecelakaan cenderung melakukan intervensi ketika situasi ambigu. Dalam kasus Kitty, terdapat 38 saksi yang melaporkan dan mempercayai bahwa mereka menyaksikan pertengkaran antara sepasang kekasih. Hal ini terjadi ketika Kitty ingin masuk ke dalam apartemennya, ia bertengkar kemudian berakhir ditusuk oleh kekasihnya. 

Bukan tak meminta bantuan, Kitty sebenarnya sudah berteriak meminta tolong berulang kali namun tak ada seorangpun di gedung apartemen di dekatnya yang mendengar tangisan, datang menolong, atau membantu meneleponkan polisi untuknya atas kejadian tersebut. 

Pada faktanya, kondisi tertentu memang memainkan peran. Ketika terjadi sebuah krisis, kekacauan sering terjadi dan situasinya tak selalu jelas. Orang-orang yang menyaksikan apa yang tengah terjadi pun bisa jadi bertanya-tanya atas apa yang tengah terjadi. 

Well, pada kondisi yang seperti ini, orang biasanya memang akan mengobservasi perilaku orang yang berada di sekitarnya untuk dapat memberikan respon yang seperti apa. Kalau ada yang menolong, ia akan turut menolong. Kalau tidak memberikan respon, maka ia juga akan diam saja tak memberikan respon. Ini semua secara tak sadar adalah sinyal yang biasa muncul pada setiap orang dan dikenal sebagai insting.  

Ketika aku sedang mencoba membaca-baca lebih dalam mengenai bystanders effect ini, ada sebuah fakta mengejutkan yang baru aku ketahui yaitu ternyata hal ini tak lagi hanya terjadi pada orang dewasa. Namun, juga besar kemungkinan terjadi pada anak usia dini. Jurnal Psychological Science mengungkapkan fakta dalam penelitian terbarunya bahwa hal ini memang benar adanya terjadi pada anak usia dini.

Padahal kalau kita pikir nih ya, anak usia dini yang masih polos kepribadiannya akan tergerak membantu ketika ada hal yang terjadi di sekitarnya. Hal ini terjadi secara naluriah karena anak usia dini yang memiliki rasa ingin tahu dan penasaran cukup tinggi atas sesuatu. Jadi ya wajar gitu kalau anak usia dini suka membantu. 

Penelitian ini dilakukan oleh seseorang bernama Maria Plotner yang ditujukan pada 60 anak umur lima tahun. Adapun skenario penelitian yang dilakukan oleh Plotner adalah menempatkan anak-anak pada sebuah ruangan dan meminta mereka untuk mewarnai dengan cat air. Atas pengawasan dari Plotner, anak-anak kemudian mewarnai. Selain itu juga ia menempatkan dua anak lain yang diperintahkan untuk membantunya dengan melakukan skenario tertentu. 

Ketika anak-anak belum mewarnai, Plotner melihat terdapat genangan air dan menyekanya menggunakan tissue. Kemudian ia meninggalkan tissue yang tersisa tetap berada di lantai. Selang berapa lama, Plotner sengaja menumpahkan cat air pada batas meja. Ia mencoba untuk menahan air dengan menggunakan tangan, selang 15 detik kemudian dia akan mengatakan kata "Ups" dengan cukup lantang sebagai penanda bahwa ia menyerah dan membutuhkan bantuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun