Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Gaslighting, Ketika Hubungan Berjalan Lebih Menyakitkan daripada Kena Ghosting

7 Mei 2021   06:55 Diperbarui: 7 Mei 2021   22:25 1509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gaslighting (Sumber: pexels.comIvan Samkov)

Mother Gothel membesar-besarkan permasalah yang ada di dunia luar dalam lagu yang ia buat untuk Rapunzel agar ia tidak memiliki keinginan sedikit pun untuk kabur dari menara yang telah ia huni selama delapan belas tahun. 

Melansir dari halaman Psychology Today, gaslighting ini seringkali terjadi pada hubungan asmara di mana bertujuan untuk memegang kendali atas pasangannya. Namun, bukan berarti tidak terdapat terjadi pada hubungan keluarga, pertemanan, atau lingkungan kerja yang otokratis, atau bahkan pada politik pemerintahan.

Sederhananya, perilaku gaslighting ini serupa dengan yang namanya cuci otak. Ini adalah salah satu perilaku manipulatif yang mana biasanya si pelaku akan bersikap keukeuh kalau ia berada pada posisi yang benar dan akan mendorong keadaan salah ada pada sisi korbannya. Walaupun sebenarnya hal yang terjadi tidak demikian. 

Kalau menilik pada konteks hubungan asmara, gaslighting ini biasanya merupakan salah satu bahasan yang rumit. Terlebih apabila si korban sudah terlalu sering mendapatkan perlakuan serupa dan sudah mewajarkan dalam kurun waktu yang lama. Biasanya juga diikuti dengan fakta dimana kemungkinan korbannya merasa untuk takut kehilangan atau terpisah dengan pasangannya.

Biasanya nih ya, contoh paling tepat mengenai di mana kita bisa menemui kejadian ini adalah digambarkan pada sinetron yang ada di salah satu stasiun televisi. 

Pada sinetron-sinetron biasanya pola hubungan suami-istri yang diceritakan hampir sama, yang mana suami yang terlalu baik, istrinya selingkuh tapi ketika suaminya marah, maka si istri bukannya merasa bersalah namun balik menyerang mental si suami dengan perkataan atau fakta-fakta yang tidak seharusnya, sehingga si suami yang harusnya marah menjadi merasa bersalah, kemudian tidak jadi marah karena terlalu sayang pada istrinya ataupun pada kasus sebaliknya.

Hal ini karena korban bisa saja tidak menyadari karena telah menerima perilaku gaslighting terlalu sering dalam waktu lama sehingga mewajarkan hal tersebut. Ditambah adanya kemungkinan korban merasakan takut kehilangan dan takut terpisah dengan pasangannya.

Tentu saja, kita yang menonton sinetron seperti ini akan gemas sendiri bukan dengan alur ceritanya? Lantas bagaimana apabila hal ini terjadi pada kehidupan nyata kita? 

Cara yang paling tepat adalah dengan mengetahui ciri-ciri yang biasanya terdapat pada para pelaku gaslighting itu sendiri. 

Biasanya, pelaku gaslighting ini melakukan kebohongan disertai kecenderungan memanipulasi keadaan. 

Pelaku gaslighting tidak akan segan menghina korbannya secara fisik, sifat, dan perilaku yang dapat mengamankan posisi dan hanya demi kebaikannya semata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun