Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Belum Mau Berurusan dengan Cinta? Menjadi "Quirkyalone" adalah Sebuah Jalan Ninja

24 Februari 2021   07:27 Diperbarui: 25 Februari 2021   01:29 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Anastasia Gepp dari Pixabay

Dan alasanku tadi adalah, aku memang benar-benar menganggap bahwa ketika berada pada fase umur sekarang, aku berumur dua puluh tahun, ini adalah umur di mana seharusnya aku disibukkan dengan banyak kegiatan yang ketika aku beranjak menua nanti aku tidak menyesal dengan masa muda yang telah aku habiskan dan lewatkan. 

Aku sendiri merasa masih banyak impian, pengalaman yang ingin dikejar, dan berbagai hal produktif lain yang bisa aku lakukan dan memang perlu untuk aku wujudkan selain urusan perasaan.

Karena aku juga sedikit banyak belajar mengenai psikologi dan kepribadian, aku memahami bahwa di usia segini kita belum sepenuhnya serius ketika berada di fase menentukan pilihan yang berhubungan dengan perasaan. 

Hal ini dikarenakan memang usia segini, kondisi psikologis seorang manusia belum sepenuhnya matang. Usia ini merupakan ambang batas antara seorang remaja dengan seseorang yang hendak masuk ke fase usia dewasa. 

Jadi, sebenarnya kesalahan yang ada tadi berpuncak pada orang-orang yang seringkali bertanya sesuatu yang sebenarnya tidak tepat untuk dipertanyakan. Memang, itu semua juga bersumber pada ketidaktahuan lawan bicara atas fakta yang ada.

Nah, oleh sebab itu, karena kamu telah membaca tulisanku kali ini, kamu telah mengetahui sedikit banyak bagaimana kemudian selanjutnya cara untuk dapat menanggapi pertanyaan serupa kalau nantinya itu datang kepadamu.

Kamu sudah waktunya untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam perasaanmu. Tidak ada yang salah untuk mengungkapkan kalau kamu merasa bahwa hal tersebut memang perlu untuk kamu ungkapkan. Jangan kemudian kamu pendam dan justru membuat kamu merasa berat dan tertekan.

Tidak banyak bukan kasus-kasus yang terjadi seperti seseorang depresi hanya karena tidak kuat menahan beban diminta untuk segera mencari gandengan untuk lebaran. Dibilang gak punya pasangan karena terlalu banyak memiliki kesibukan atau pekerjaan. Banyak dari orang lain yang menuntut kita untuk melakukan A B dan C tanpa memberikan kesempatan kita untuk beralasan.

Sebenarnya, kita juga bisa beralasan bahwa jodoh sudah berada di tangan Tuhan, kita tidak perlu khawatir. Dan, menjadi quirkyalone, menjadi seseorang yang bahagia dengan kesendirian tanpa pasangan hanya karena menunggu waktu yang tepat adalah salah satu bentuk ikhtiar yang menurutku sendiri perlu untuk dibudayakan. 

Tidak baik juga seorang yang berada di umur remaja atau dewasa awal terlalu fokus dengan percintaan tapi lupa untuk menambah wawasan atau pengalaman. Banyak waktu dan kesempatan emas terlewat hanya karena terlalu fokus dengan dunia roman picisan.

Jadi, kalau nanti saat lebaran atau di kesempatan lainnya kita mendapatkan pertanyaan serupa, maka alasan bahwa kita "quirkyalone" disertai dengan penjelasan terhadap mereka bisa kita jadikan sebagai alasan yang mampu meredam pertanyaan lanjutan seputar jodoh yang belum sempat dilontarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun