Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Critical Thinking, Perisai Diri dalam Pengambilan Keputusan Penting

18 Oktober 2020   08:56 Diperbarui: 18 Oktober 2020   12:46 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: playsafe.caritas.org.hk

Pertanyaan: Kamu tau dari mana? Siapa atau apa sumbernya? Apakah sumber ini terpercaya? Mengapa tubuh kita tidak bisa mencerna permen karet? Permen karet terbuat dari apa? Bagaimana proses mengeluarkan permen karet yang sudah terlanjur tertelan?

Tanya terus, sampai puas. Sebab, tak ada salahnya. Justru hal itu bagus. Dibalik pertanyaan-pertanyaan yang kamu munculkan tadi, bukan tak mungkin setelah ditelusuri, larangan menelan permen karet ternyata muncul karena kekhawatiran orang dewasa atas anaknya dapat tersedak permen karet, takhayul turun-temurun, dan fakta bahwa tubuh kita memang tidak memiliki enzim yang mampu mencerna permen karet. Tapi pada faktanya, permen karet akan tercampur dengan feses dan akhirnya akan keluar dari tubuh kita.

Jadi kesimpulannya, menelan permen karet, tidak membuat usus lengket.  Sederet pertanyaan kritis kita melahirkan bukti dan pasti yang menjadi dasar kita mengambil keputusan baik itu keputusan kecil ataupun besar dalam keseharian kita.

Berpikir kritis adalah keterampilan seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang tidak dapat bergerak sendiri dan selalu berhadapan dengan dinamika permasalahan harus memiliki kemampuan berpikir kritis sebagai bentuk perlindungan diri serta perkumpulan yang ia pmpin agar tidak terjerumus dalam kesalahan pengambilan sebuah keputusan.

Memunculkan kesadaran akan pentingnya mengasah kemampuan berpikir kritis adalah dimulai sejak usia dini. Otak anak yang memang secara hakikatnya telah berpikiran kreatif dan kritis memerlukan stimulus agar kemampuan tadi terus terasah. 

Ditandai dengan pola pengasuhan yang baik, pendidikan yang mendukung anak untuk mengembangkan pola pikirnya, lingkungan bermain yang positif dan banyak sekali aspek pendukung lain yang perlu untuk dimiliki dan dipenuhi dalam hal penanaman hal ini terhadap anak usia dini. 

Namun, yang memiliki tanggungjawab paling besar dalam perwujudan dal ini adalah orangtua dan guru dimana merupakan orang-orang yang terdekat dengan anak. 

Well, kalau kamu termasuk orangtua yang ingin anaknya maju dan menjadi pribadi yang tahan banting akan persebaran informasi? Mulai asah dan biasakan anak berpikir kritis sejak dini.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun