Mohon tunggu...
Chinta Lintang
Chinta Lintang Mohon Tunggu... -

Ku adalah sebuah ironi yg mencoba masuk dalam demensi hati...\r\nMengubah bait-bait nadi menjadi sebuah puisi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Bantu Aku Tuk Merelakanmu

12 Maret 2015   13:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:46 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu berjalan begitu cepatnya. Hingga kini kau tak lagi disamping ku Kini waktu terasa lama ketika luka menghampiri hidup ku Luka yang kau beri ketika ku masih benar-benar menyayangi mu Kamu menyia-nyiakan segalanya.. Aku hanya bisa terdiam Saat melihatnya pergi & melupakan segalanya Aku hanya bisa tersenyum Saat melihat mu bahagia Aku hanya bisa tertawa Saat mengingat semua kenangan yg dulu kita lalui Aku hanya bisa menangis Saat ku ingat kau tak lagi di samping ku.. Kini aku benar-benar tak bisa melupakanya Walaupun dia telah menyakiti perasaan ku.. Bahkan ribuan serdadu siap mengepung ku Betapa besar rasa ku pada mu Hingga ku tak mampu menghapus jejak mu.. " BANTU AKU TUK MELUPAKAN MU " Sendu kelabu angin berlalu Sisakan pilu serpihan-serpihan pahit mengumpal empedu Lusuh benang ku pintal menusuk rindu membentang nama mu.. Alam mengeja menampak tajam lara menyeka Sungguh sangat tersiksanya saat air mata jatuh di pelupuk jiwa.. Menggantung harap di antara barisan mimpi-mimpi yang tak tereja oleh kata Yang tak terurai oleh retorika atau melalui paparan rasa Jika kenyataanya kamu memilih dia.. Chinta.. Ku hanya diam saat semua tawa lepas menyatu dalam tangis Ku pun juga hanya bungkam membiarkan semua kisah itu musnah luruh bersama waktu Karna kamu dah memilih dia menjadi pendamping mu.. Tapi kenapa.. Sketsa pagi masih ku rangkum di sela-sela mimpi Ada guratan pori datang tak di tandai matahari Riwayat tak berurat apalah ku sendiri memucat pasi meletih nadi Sementara hati yg dulu ku singgahi masih mengikat tak mau pergi.. Kenanggan itu masih melekat melengkung di kaki langit seindah pelangi Mengeser tiap inci mengapung&mencetak jadi batu mati Karena ku tak kuasa berlari Bayang wajah mu trus menghujami ditiap alur membumbung tinggi.. Ternyata ku tak sanggup melupakan mu.. Dalam kelam gelapnya malam Lidiok ku melayang terbang Jauh melenggang Tepat dimana pusaran wajah mu memompa kencang.. Menggigil&trus menggigil kala pesona mu hadir&memanggil.. Rindu yg tiap waktu menjadi lukisan sepi ku trus memburu Tapi kepada siapa ku mengadu Sementara kau tlah bermain asik dengan pasangan mu.. Sayang bantu aku....! Bantu aku tuk melupakan mu Bantu aku tuk berhenti memilirkan mu Bantu aku tuk merelakan mu Karena diri mu kini bukan milik ku.. Ku gak kuat sayang Ku gak tahan menahan siksaan hati tiada henti Siksaan memori trus menusuk tiap hari.. Bantu aku sayang Bantu aku tuk memusnahkan kenanggan itu.. Tubuh ku ngilu berkecambuk pilu Gundah gelisah menjadi satu menggrogoti tulang rusuk ku.. Sesek banget sayang.. Sesek nafas kala canda tawa mu masih terpangpang jelas tak mau lepas.. Ya Allah.. Bantulah aku tuk melupakanya.. Ku lelah capek Jika emang ini jalan satu-satunya tuk bisa melupakanya&menghapus smua kenanggan bersamanya.. Maka hentikanlah deru nafas ini yg tiap saat memburu memompa wajahnya Putuskanlah denyut nadi ini yg tiap saat mengalir berhembus namanya Agar ku tenang damai dalam dekapan malaikat memeluk anggur kebahagiaan yg nyata.. Story love Karya: Chinta Lintang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun