Mari kita bawa "Dunia dalam satu meja" kepada realita kehidupan masyarakat internasional. Sebagai warga dunia, Indonesia berinteraksi dengan berbagai negara dengan segala kepentingannya masing-masing. Di tengah risiko benturan kepentingan nasional, setiap negara memahami perlunya upaya bersama mewujudkan perdamaian dunia.
Tetap tegaknya NKRI berdasar Pancasila dan UUD 1945 merupakan kepentingan nasional yang permanen dan berlaku sepanjang masa. Untuk inilah negara memberi tugas TNI guna menjaga keutuhan NKRI.
Di antara tugas TNI, Angkatan Laut bertanggungjawab atas 5 kepentingan, termasuk diantaranya pertahanan matra laut; diplomasi serta penegakan hukum dan kedaulatan di wilayah yurisdiksi nasional.
Menurut Ken Booth terdapat 3 fungsi Angkatan Laut yaitu fungsi militer, polisionil dan diplomasi. Pada fungsi diplomasi inilah dilaksanakan berbagai upaya pendekatan dengan sasaran terwujudnya ketertiban dunia sesuai amanat UUD 1945. Pendekatan diplomasi TNI AL dilaksanakan dalam bentuk kunjungan muhibah ke luar negeri, latihan bersama bilateral dan multilateral, pertemuan ilmiah keangkatanlautan maupun operasi pemeliharaan perdamaian di bawah mandat PBB.
Pada kurun lima tahun terakhir Indonesia telah menyelenggarakan Western Pasific Naval Symposium (WPNS) 2016, International Maritime Security Symposium (IMSS) 2017 dan IMSS 2021.
Pada tanggal 14-17 September 2021 Indonesia berpartsipasi pada International Seapower Symposium yang dilaksanakan di Newport, Rhode Island, AS. Pelayaran muhibah keliling dunia yang dilaksanakan para Kadet AAL menggunakan kapal latih KRI Dewa Ruci dan KRI Bima Suci-945 pun membawa misi diplomasi.
Di bidang latihan, kapal TNI AL KRI Bung Tomo-357 mengikuti Multinational Exercise AMAN-21 di Pakistan bersama 46 negara lainnya pada Pebruari 2021. Sebelumnya, TNI AL menyertakan KRI RE Martadinata-331, KRI Makasar-590 dan 1 Kompi Marinir mengikuti latihan Rim of Pasific (RIMPAC)-27 di Hawaii yang diiikuti 26 negara pada Mei 2018. Selain berpartisipasi dalam berbagai kegiatan keangkatanlautan di luar negeri, Indonesia juga menyelenggarakan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2014, MNEK 2016 dan MNEK 2018.
Indonesia menyelenggarakan 3rd MNEK pada 4-9 Mei 2018 yang diikuti 37 negara. Hampir seluruh negara menyertakan kapal perang, selain tuan rumah Indonesia yang menghadirkan 30 kapal perang. Seluruh tahap perencanaan MNEK 2018 melibatkan berbagai negara yang menyatakan kesediaannya untuk menjadi peserta MNEK. Pada rapat perencanaan final, panitia penyelenggara dan delegasi angkatan laut tamu menempati meja-meja yang tersusun dalam model huruf U.
Ungkapan "dunia dalam satu meja" pun berlaku pada forum rapat perencanan MNEK 2018. Negara partisipan dengan berbagai kemampuan ekonomi, ideologi, pandangan politik serta sekat aliansi pertahanan duduk bersama dalam kesetaraan. Seluruh negara calon peserta MNEK 2018 menyusun serangkaian skenario interoperabilitas angkatan laut, di mana pada sisi ini profesionalisme prajurit dan kesiapan alutsista dipertanggungjawabkan.
Dari berbagai contoh kegiatan Angkatan Laut baik pihak penyelenggara maupun Angkatan Laut negara partisipan, masing-masing sedang melaksanakan fungsi diplomasi bagi negaranya.
Kegiatan MNEK 2018 dan latihan bersama di berbagai negara secara tidak langsung mengakui bahwa memperkuat hubungan dan interoperbilitas dalam memberikan bantuan kemanusiaan harus dibangun dan tidak bisa muncul begitu saja pada saat sedang terjadi krisis, apapun penyebabnya.