Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kiai Gringsing dan KRI Ahmad Yani-351

12 September 2021   00:11 Diperbarui: 12 September 2021   00:21 1489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejenak bersama sebelum meninggalkan Pos TNI AL Labuan Bajo kembali pangkalan masing-masing, dokpri.

Pengalaman pengadaan kapal tipe Landing Platform Dock, kapal Bantu Rumah Sakit, fregat kelas RE Martadinata dan kapal selam KRI Nagapasa yang diampu PT PAL Indonesia, menjadi pendorong meningkatkan posisi tawar kepada negara produsen alutsista agar kedua belah pihak mendapat keuntungan. Alasan lain proses produksi dilaksanakan di dalam negeri juga karena pemerintah telah melakukan investasi yang cukup besar bagi PT PAL Indonesia. Investasi tersebut harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk menggarap produk berteknologi tinggi, sebab bila tidak demikian akan menimbulkan kerugian dan hanya menjadi beban badan usaha <1>.

Duka cita dan kehilangan KRI Nanggala-402 yang baru saja terjadi, mengingatkan kita kepada musibah sebelumnya yaitu tenggelamnya KRI Sibarau-847; KRI Teluk Peleng-535 dan KRI Rencong-622. Tentu kita tidak ingin lagi kehilangan prajurit-prajurit profesional karena menempatkan mereka mengawaki fregat alutsista tua. Selain tuntutan kualitas armada kapal, secara kuantitas pun terdapat norma yang sebaiknya diikuti yaitu menempatkan sepertiga kekuatan armada bertugas, sepertiga kekuatan sebagai cadangan dan sepertiga lainnya menjalani perawatan serta pemeliharaan.

Penutup

Delapan tahun yang lalu KRI AMY-351 membawa kami personel pendukung Sail Komodo 2013 dari Labuan Bajo  kembali ke Surabaya, namun tugas tak pernah usai. KRI AMY 351 meskipun tua namun hingga kini berusaha perkasa dan masih setia bertugas. KRI AMY-351 sigap melaksanakan Operasi Tombak Sakti di bawah Gugus Tempur Laut, operasi Garda Samudra di bawah Gugus Keamanan Laut Koarmada, mengawal perbatasan dan mengawasi Alur Laut Kepulauan Indonesia serta meronda Laut China Selatan untuk menegakkan hukum dan kedaulatan NKRI.

Bersama unsur lainnya KRI AMY 351 selalu hadir dalam operasi bantuan kemanusiaan di negeri kita yang rawan bencana. Kita butuh jauh lebih banyak lagi pengganti KRI AMY 351 dan berbagai jenis kapal perang lainnya.

Sebagai negeri kepulauan dengan garis pantai 54.716 km yang terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, Indonesia memiliki armada Angkatan Laut yang modern, kuat dan disegani bukanlah ambisi namun kebutuhan nyata. Bahkan pada tahun 1960 TNI AL telah menyusun kekuatannya menjadi tiga yaitu Armada Siaga, Armada Nusantara dan Armada Samudra <2>. Maka ketika NKRI telah melewati usia 76 tahun, rasanya tidak berlebihan bila mengangankan terwujudnya kembali gelar kekuatan seperti 60 tahun yang lalu. Apa lagi setelah Indonesia memiliki visi menjadi poros maritim dunia.

Dirgahayu TNI AL 10 September 1945 -- 10 September 2021.
Jalesveva Jayamahe.

Pudji Widodo,
Sidoarjo 10 September 2021 (82)

Sumber :

1. pal.co.id. 
2. kompas.id. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun