Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Warga terhadap Regulasi Penanggulangan Pandemi Covid-19

15 Juni 2021   14:41 Diperbarui: 15 Juni 2021   15:00 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel data kasus Covid 19, diolah dari persi.or.id

Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Warga Terhadap Regulasi Penanggulangan Pandemi Covid-19

 

Oleh : Pudji Widodo

Lockdown di berbagai negara

Para pembaca Kompasiana yang budiman. Pernahkah dalam grup WA anda terunggah gambar video situasi lockdown pada awal pandemi di India? Tergambar jelas bagaimana aparat keamanan India dengan tongkat memukuli warga yang tidak tertib bermasker dan masih berkeliaran di jalan. Setahun kemudian, video yang lain menunjukkan betapa longgarnya protokol kesehatan saat warga India melakukan ritual keagamaan Kumbh Mela. Sungai di Gangga. Di sisi lain, dari berbagai media online, kita juga bisa menyaksikan gambar situasi skrining swab dan antri bantuan beras di Vietnam yang tertib.

Pemerintah Malaysia melakukan lockdown nasional total mulai 1 Juni 2021 hingga 14 Juni 2021, sumber foto : www.cnbcindonesia.com, 29/5/2021
Pemerintah Malaysia melakukan lockdown nasional total mulai 1 Juni 2021 hingga 14 Juni 2021, sumber foto : www.cnbcindonesia.com, 29/5/2021

Mari kita juga perhatikan foto situasi salah satu sudut ibukota Malaysia. Tampak dalam foto, personel militer dengan battle dress uniform menyandang senapan otomatis mengamankan suatu kawasan di Kualalumpur karena pemberlakuan lockdown akibat meningkatnya kembali kasus konfirmasi Covid 19. Ekskalasi situasi tersebut menjadi dasar pemerintah kerajaan Malaysia memberi peran militer untuk membantu polisi menjaga (baca : memaksa) ketertiban warga masyarakat.

Sungguh paradoks dengan situasi di beberapa daerah di negeri kita. Dokumentasi warganet tentang pembatasan mobilisasi saat mudik menghasilkan rekaman video tentang resistensi pengguna jalan, mulai dari berdebat sampai mencaci maki aparat yang sabar bertindak persuasif. Meskipun kisah kemudian berujung permohonan maaf pelakunya di kantor polisi.

Lalu sebagaimana telah diprediksi, kasus Covid 19 kembali meningkat tajam pasca-libur mudik lebaran di provinsi Jabar, Jateng, DKI dan Riau. Pada skala kabupaten dan kota terwakili Kudus dan Bangkalan. Kembali beredar video pemandangan barisan mobil antri yang akan merujuk pasien Covid 19 di IGD RSUD Lukmono Hadi Kudus. Di IGD rumah sakit tersebut tampak keluarga pasien meratap menghiba kepada petugas agar pasien diterima dan ditangani.

Salah satu televisi, menyiarkan situasi di pos penyekatan jembatan Suramadu, di mana tampak seorang warga bukan hanya berdebat, tapi juga menantang duel aparat. Gambar lain merekam situasi saat salah satu warga mencoba lari menghindar dari pemeriksaan skrining swab antigen, meskipun kemudian dapat diatasi dan dibawa ke lokasi isolasi di Surabaya. Di perairan selat Madura, aparat juga menemukan kapal motor yang dipenuhi penumpang tanpa masker. Mereka menggunakan moda transportasi laut untuk menghindari operasi penyekatan di jembatan Suramadu.

Dari beberapa video dan berita berbagai media tersebut terdapat catatan sebagai berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun