Implementasi smart power
Selain kebanggaan, eksklusifitas PDL untuk satuan Koops Habema membangkitkan tanggung jawab mengimplementasikan perintah operasi dengan pendekatan smart power. Pada Rapim TNI-Polri 2024, Panglima TNI Agus Subiyanto mengatakan bahwa smart power sebagai strategi penanganan konflik di Papua merupakan kombinasi soft power, hard power, dan diplomasi militer (kompas.com, 28/2/2024).
Menurut Agus Subiyanto implementasi Koops Habema bisa mengintegrasikan pola operasi TNI dan Polri, sehingga penanganan konflik di Papua dapat lebih efektif. Maka dapat ditafsirkan smart power merupakan solusi atas evaluasi, bahwa selama ini perbantuan TNI kepada Polri dalam operasi kepolisian dengan tajuk penegakan hukum melalui Satgas Gakkum dinilai kurang efektif.
Mungkin Koops Habema telah memiliki konsep baru, bukan seperti pemadam kebakaran atau mengejar pelaku pengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat setelah kasus terjadi. Meskipun tentu juga telah dilakukan upaya preemtif, preventif dan represif oleh Polri melalui operasi Damai Cartenz.
Ekspresi kemandirian tampak dari nama organisasi Komando Operasi Habema di bawah Kogabwilhan III-TNI dan paparan pembangunan Markas Komando Koops Habema saat Panglima TNI melaksanakan kunjungan kerja di Kabupaten Mimika (21/5/2025).
Satuan Koops Habema juga terkesan menjadi lebih agresif dalam hard power. Efektiftas operasi bukan tanpa bukti. Dalam kontak senjata dengan satuan Habema di wilayah Puncak Jaya, 19 orang separatis tewas (13/5/2025).
Hal tersebut dilakukan bukan tanpa dasar. Stabilitas keamanan merupakan syarat kondisi lancarnya pembangunan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat Papua. Namun tugas TNI di Papua bukan hanya menjamin stabilitas keamanan.
Pendekatan smart power untuk membangun Papua dan memburu kelompok separatis berdasar pada Inpres Nomor 9/2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Instruksi Presiden untuk TNI meliputi tiga tugas utama di Papua, yaitu:
1. Menjaga keamanan,
2. Mendukung pemerintah daerah dalam penyediaan layanan dasar, dan
3. Membangun komunikasi sosial yang inklusif.
Penutup
Habema merupakan nama danau di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan yang nama aslinya adalah yuginopa. Berada lebih dari 3.300 mdpl di kaki Gunung Trikora yang bersalju di puncaknya, danau Habema memberi pemandangan yang indah seperti dalam lukisan.
Diadopsi menjadi nama komando operasi TNI, habema merupakan akronim dari “harus berhasil maksimal.” Hal ini bermakna sasaran Koops Habema adalah berhasil maksimal bersama seluruh pemangku kepentingan, mempercepat pembangunan untuk mewujudkan Papua yang bukan hanya indah seperti lukisan; tetapi juga damai sejahtera dalam bingkai realita NKRI.
Agar muruah mulia tersebut terpatri dalam benak seluruh prajurit Koops Habema, kehadiran mereka ditandai dengan identitas motif camo PDL loreng Habema. Bukan hanya sekedar penanda kualifikasi bahwa mereka jago perang berlarut dan tidak memiliki preferensi bahwa bertugas di Papua harus siap berada di tengah kondisi berlarutnya konflik.
Sebaliknya dengan pendekatan smart power, satuan TNI Koops Habema bersama seluruh pemangku kepentingan bertanggungjawab mengupayakan konflik semakin surut cepat tuntas dan mencegah semakin berlarutnya pertempuran. Satuan Koops Habema dengan pendekatan smart power diharapkan dapat meniadakan niat bertempur seluruh kelompok separatis Papua dan memenangkan hati rakyat Papua.