Kapal Perang TNI AL: Beda Misi Satu Citra Diplomasi

Ragam misi kapal perang TNI AL

Dua kapal perang Indonesia kembali ke tanah air setelah melaksanakan tugas yang berbeda. Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) KRI dr Radjiman Wedyodiningrat (RJW)-992 melaksanakan kunjungan muhibah ke Mesir 14 - 17 Februari 2024, sedang KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 mengikuti Multilateral Naval Exercise Milan tanggal 24 - 27 Februari 2024 di India.

KRI SIM-367 melaksanakan latihan bersama 36 kapal perang negara mitra di Teluk Benggala India (tni.mil.id, 1/3/2024). Fokus latihan adalah maritime security dan combat capability. Dua skenario latihan ini biasa diaplikasikan dalam Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Sebelumnya KRI Diponegoro (DPN)-365 juga telah bergabung di Maritime Task Force (MTF) 448 UNIFIL pada 9 Januari 2024, untuk Operasi Pemeliharaan Perdamaian di bawah mandat PBB. Selain melaksanakan tugas rutin, di Lebanon KRI DPN-365 bersama kapal perang Bangladesh, Yunani dan Italia mengadakan latihan bersama untuk menguji profesionalitas sebagai unsur Pasukan PBB (antaranews.com, 26/2/2024).

Berbeda dengan KRI SIM-367 yang sepi sambutan, karena mungkin latihan bersama sudah biasa dilakukan, kedatangan kembali KRI RJW-992 di tanah air memantik pendapat negatif.   Ada pernyataan dalam beberapa akun medsos yang menganggap kehadiran KRI RJW-992 hanya bersandar di Mesir untuk pencitraan dan bantuan untuk warga Gaza tidak terkirim.

Sumber foto : tirto.id

Padahal saat KRI RJW-992 berangkat, jelas sebagai pelaksana misi mereka diberi identitas sebagai Satuan Tugas Kunjungan Muhibah (Port Visit). Hal itu dilakukan karena Mesir hanya memberi ijin lama sandar di dermaga Pelabuhan El Arish Mesir selama 4 hari dan KRI RJW-992 tidak diberi ijin melaksanakan pelayanan kesehatan (disway.id.  18/1/2024). Bukan hanya Kemhan, pendekatan yang dilakukan Kemlu pun tidak bisa mengubah kebijakan Mesir. 

Sedang bantuan dari masyarakat Indonesia seberat 242 ton telah diserahkan Satgas Kunjungan Muhibah kepada lembaga Bulan Sabit Merah Mesir untuk diteruskan kepada warga Palestina di Gaza.

Tulisan ini mengulik sisi lain pencitraan KRI RJW-992. Upaya pencitraan yang memang tersurat sebagai salah satu tugas TNI AL yaitu diplomasi. Melalui berbagai misi penugasan, setiap kapal perang TNI AL membangun citra diplomasi.    

Profesionalitas sebagai modal pencitraan 

Kent Booth ((2014) mengungkap trinitas peran universal angkatan laut, yaitu militer, polisional dan diplomasi. Salah satu tugas TNI AL  tercantum dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI yaitu melaksanakan tugas diplomasi Angkatan L'aut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah.

Keberhasilan melaksanakan trinitas universal angkatan laut di antaranya ditentukan oleh profesionalitas prajurit. Tentara profesional diberi pelatihan dan pendidikan yang baik, perlengkapan yang baik dan dijamin kesejahteraannya.

Menjadi tentara profesional pun dibatasi agar tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.