Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Ada bila berarti

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tiga Catatan Ratman

13 Februari 2024   07:41 Diperbarui: 13 Februari 2024   07:41 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: kompas. id

  

Sabtu pagi, Ratman memacu sepeda motor ke bengkel. Sepeda motor yang sudah dipakai isterinya sepuluh tahun bermasalah starter elektriknya. Tak lama setelah dia sampai di bengkel, datang lagi pelanggan, Pak Dul, yang bermaksud mengganti oli motornya.

Interaksi antara mereka membuat Pak Dul tak segan menyebut dirinya kader salah satu partai dan pengelola yayasan pendidikan. Bermula dari pertanyaan tentang siapa yang kebagian proyek pendapa balai dusun, perbincangan lalu bergeser ke kontestasi caleg. Sebenarnya Ratman lebih banyak jadi pendengar, karena yang dominan berbincang adalah Pak Dul dan Cak Nur-mekanik bengkel.

Pak Dul mengisahkan dirinya mendapat garapan untuk memobilisasi pemilih. Pak Dul menjamin bisa mendapat berapa saja yang diminta si Caleg. Untuk kompensasi upayanya dia mendapat apa ? Pak Dul tidak minta dibayar tunai, tetapi kepastian proyek yang bisa dia menangkan.

Ratman tidak tahu bagaimana kelanjutan kesepakatan antara si caleg dengan Pak Dul. Karena bila yang dimaksud adalah proyek pemerintah, prosesnya tentu tidak sederhana. Ratman membayangkan kelak sang Caleg menjadi makelar proyek agar Pak Dul bisa ikut dan memenangkan lelang yang diadakan dinas perangkat pemda.

Biarpun sering dicibir istrinya telat mikir, sebenarnya Ratman melek literasi dan tahu berlakunya e-budgeting. Setahu Ratman KPK masih terus melakukan OTT. Terbaru Gubernur Maluku utara, AGK pun tersapu OTT KPK.

Berita OTT KPK yang memenuhi jagat medsos tidak mungkin tidak di diketahui Pak Dul, juga orang selevel caleg. Nah bila yang disampaikan Pak Dul benar, baru jadi caleg saja di kepalanya sudah terisi rencana makelar proyek. Sang caleg telah berpotensi pula menjadi calon koruptor.

Ratman menyimpulkan, mungkin karena itu korupsi sulit diberantas. Revolusi mental tak cukup menjadi program kerja dalam satu atau dua periode pemerintah. Mental korupsi harus ditekan timbulnya sejak dari niat, salah satunya dengan pemiskinan koruptor.

Yang Ratman tidak mengerti, mengapa DPR tidak segera memproses undang-undang penyitaan aset yang telah diusulkan pemerintah.

****************

Berikutnya dari forum arisan bulanan RT Sabtu malam. Pak Markum, tetangga Ratman bertanya apa tidak ada arahan untuk pemilu kali ini. Dia membandingkan dengan periode sebelumnya ada tawaran kompensasi untuk infrastruktur pemukiman, bila warga pasti memberikan dukungan suara kepada salah satu kontestan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun