Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ancaman Depresi yang Kita Abaikan

1 Februari 2019   11:34 Diperbarui: 11 Oktober 2022   18:23 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay/HolgersFotografie)

Apa Yang Bisa Dilakukan
WHO pernah menyerukan kampanye untuk mengatasi masalah depresi di Hari Kesehatan Sedunia tahun 2017 dengan mengusung tema "Depression : Let's Talk". Kampanye ini menyerukan kepada semua orang yang merasa memiliki gejala depresi untuk mau membicarakan mengenai masalahnya tersebut. 

Dalam kampanye ini juga dihimbau untuk orang-orang untuk lebih memahami pasien yang mengalami depresi dan tidak menghakiminya dan memberikan saran terlalu dini bahwa semua kondisi perasaan tersebut pasti akan segera berlalu. 

Stigma berkaitan dengan gangguan jiwa terutama depresi masih menjadi masalah di banyak negara termasuk Indonesia. Pasien depresi sering disalahartikan hanya mencari perhatian atau "baperan". 

Kita tentu mengetahui adanya orang-orang yang memang demikian namun depresi berbeda. Depresi adalah kondisi medis yang memerlukan bantuan. Kesedihan yang terus menerus selama lebih dari dua minggu adalah satu tanda awal untuk mengenali depresi di sekitar kita. 

Jika kita lebih sadar dengan keadaan ini tentunya akan jauh lebih baik untuk kita memahami orang yang mengalami depresi. Sayangnya kita sering kali terlalu mudah menyimpulkan kondisi yang seolah-olah kita pahami tersebut. 

Menjadi pendengar yang baik adalah salah satu cara yang bisa dilakukan. Kita cukup mendengar saja. Tidak memberikan nasehat yang terlalu cepat atau bahkan bersikap menyalahkan atau menghakimi. Cukup dengarkan saja karena dengan mendengarkan saja itu sangat membantu orang yang mengalami depresi. 

Orang yang mengalami depresi sering kali merasa lebih ringan bebannya hanya dengan bercerita saja tanpa perlu diberikan nasehat terlalu dini . Sayangnya pula sering kali kita kesulitan menjadi pendengar yang baik dan lebih senang mendengarkan suara kita sendiri. 

Sikap yang menghakimi sering kali menghambat proses pengenalan depresi di lingkungan terdekat kita. Saat orang yang depresi mau bercerita namun mendapatkan tanggapan yang tidak enak, maka dia akan berhenti bercerita dan menyimpan semuanya sendiri sampai akhir hayatnya yang kadang dia jemput sendiri. 

Semoga tulisan ini bisa membantu kita sama-sama memahami tentang ancaman depresi. Saya, anda dan kita semua bisa mengalami depresi. Kenali gejala depresi dan mulailah menjadi pendengar yang baik untuk orang-orang yang membutuhkan kita. Salam Sehat Jiwa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun