Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Momok Ketergantungan "Benzodiazepine"

18 Oktober 2017   09:26 Diperbarui: 4 April 2022   12:06 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebagai seorang praktisi di bidang psikiatri, masalah terkait dengan ketregantungan obat golongan benzodiazepine atau yang oleh awam lebih dikenal dengan istilah obat penenang memang masih menjadi salah satu momok. Obat-obat ini di Indonesia terdiri dari berbagai macam jenis dan merek yang berbeda. Alprazolam, Diazepam, Clobazam, Clonazepam, Estazolam, Bromazepam, Nitrazepam adalah sebagian nama generik obat-obat ini. Di satu pihak obat ini sangat bermanfaat dalam praktek, tetapi potensi ketergantungan dan penyalahgunaannya sangat besar. 

Pasien dan Dokter Sama-Sama Tidak Paham
Sebenarnya masalah ini biasanya terkait ketidaktahuan dari pemakai obat yang sering juga dikarena ketidaktahuan dokter dalam meresepkan obat ini. Beberapa kali mendengar dari pasien bahwa awalnya pasien tidak memahami pemberian obat ini karena berada dalam racikan atau lebih sering sendiri pasien dulu mengulang resep tanpa sepengetahuan dokter yang meresepkan obat benzodiazepine ini. 

Sejatinya obat ini hanya diberikan dalam jangka pendek dengan dosis yang relatif kecil. Masalah lain yang sering dialami juga adalah pasien sering tidak bisa mematuhi pengobatan dengan baik dan hanya menggunakan obat benzodiazepine yang berefek cepat dibandingkan obat lain yang diberikan misalnya obat antidepresan yang biasanya lebih lama didapat efeknya. Kenyataan ini sebenarnya bukan hanya terjadi di Indonesia. Pada kenyataannya di luar negeri juga banyak orang lebih menyukai menggunakan benzodiazepine yang lebih cepat efeknya daripada obat antidepresan. Jepang adalah salah satu negara pengguna benzodiazepine yang cukup tinggi bahkan dari informasi beberapa pasien yang pernah tinggal di sana dan berobat ke psikiater, di Jepang psikiater sangat mudah meresepkan benzodiazepine seperti etizolam yang sangat dikenal di sana. Bahkan jika sudah pernah diresepkan maka bisa beli tanpa resep di salah satu farmasi di sana.

Pasien dengan penggunaan benzodiazepine perlu ditanyakan dulu apakah memiliki riwayat penggunaan alkohol aktif dan penyalahgunaan narkotika. Kedua masalah ini sering membuat penggunaan benzodiazepine dosisnya menjadi berbeda. Pada beberapa kasus pasien yang menggunakan alkohol sehari-hari dan juga penyalahgunaan narkotika sering kali memerlukan dosis yang lebih besar dan akhirnya lebih rentan ketergantungan. 

Pahami Obat dan Kerjanya
Benzodiazepine tidak bisa dipungkiri merupakan obat yang bermanfaat untuk pasien. Pasien dengan gangguan panik misalnya sangat mendapatkan manfaat dari penggunaan benzodiazepine yang biasanya digunakan untuk meredakan panik dan rasa cemas yang berlebihan. Beberapa pasien dengan kesulitan tidur juga terbantu dengan penggunaan benzodiazepine yang mampu mengembalikan pola tidur yang baik. Hal ini tentunya sangat bermanfaat dalam produktifitas pasien dan juga mengurangi masalah lain termasuk kecelakaan akibat mengantuk.

Satu hal yang paling harus dipahami adalah dokter dan pasien sama-sama memahami potensi obat ini baik potensi baiknya maupun negatifnya. Hal ini untuk mencegah pasien ketergantungan akan obat ini tanpa solusi yang jelas. Penggunaan obat benzodiazepine jangka panjang masih dimungkinkan namun ada baiknya dengan pengawasan dokter juga dengan penggunaan antidepresan yang biasanya mendampingi khususnya untuk masalah gangguan cemas. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi potensi ketergantungan pasien di kemudian hari.

Jika sama-sama memahami obat benzodiazepine ini, niscaya obat ini akan sangat bermanfaat untuk perbaikan pasien dan juga untuk membantu praktek dokter sehari-hari. Semoga artikel ini bermanfaat. Salam Sehat Jiwa 

dr.Andri,SpKJ,FAPM
Klinik Psikosomatik Omni Hospital Alam Sutera 


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun