Mohon tunggu...
Promahadesa Jelita
Promahadesa Jelita Mohon Tunggu... mahasiswa

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inovasi Mahasiswa Promahadesa UNEJ 2025 dalam Pengelolaan Sampah di Desa Jelbuk : Solusi untuk Sampah Organik dan Anorganik

15 Juli 2025   19:54 Diperbarui: 15 Juli 2025   19:54 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentas Kegiatan Praktik Pembuatan Kerajinan Tempat Sampah Bersama Warga Jelbuk

Pengelolaan sampah menjadi salah satu tantangan utama di Indonesia, termasuk di Desa Jelbuk, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember. Dengan meningkatnya volume sampah yang dihasilkan setiap harinya, diperlukan inovasi dan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah ini. Mahasiswa ProMahadesa Universitas Jember (UNEJ) pada tahun 2025 mengambil inisiatif untuk mengimplementasikan program pengelolaan sampah yang berkelanjutan, dengan fokus pada pengolahan sampah organik dan anorganik.

Sabtu, 12 Juli 2025, bertempat di Musholla Bapak Sugianto BPBD, sepuluh mahasiswa ProMahadesa mengadakan Kegiatan Pengenalan Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada warga desa Jelbuk mengenai pengelolaan sampah terpadu yang dihadiri oleh kelima kepala dusun beserta perwakilan warganya. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada warga desa jelbuk agar dapat memanfaatkan sampah menjadi produk bernilai.

Pengelolaan sampah organik yang dilakukan yaitu melalui pembuatan pupuk bokashi. Pupuk bokashi adalah pupuk organik yang dihasilkan dari hasil fermentasi bahan-bahan organik, termasuk kotoran hewan ternak. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah organik, tetapi juga menghasilkan produk berupa pupuk kaya nutrisi yang dapat digunakan untuk tanaman oleh para petani Desa Jelbuk.

Mahasiswa melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara pembuatan pupuk bokashi, proses ini melibatkan pencampuran kotoran ternak dengan bahan-bahan organik lainnya, seperti sekam padi, EM4 dan gula merah, yang kemudian difermentasi selama beberapa minggu. Hasilnya adalah pupuk yang kaya akan mikroorganisme bermanfaat, yang dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Dengan memanfaatkan kotoran ternak secara efektif, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sekaligus berkontribusi pada pengelolaan limbah yang lebih baik. . Dengan melibatkan masyarakat dalam pembuatan pupuk ini, diharapkan mereka dapat memanfaatkan limbah ternak yang ada di sekitar mereka, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah organik.

Dokumentasi Proses Pembuatan Pupuk Bokashi
Dokumentasi Proses Pembuatan Pupuk Bokashi

Selanjutnya pada Sabtu, 28 Juni 2025, bertempat di Kantor Desa Jelbuk, selain pengelolaan sampah organik, mahasiswa ProMahadesa juga mengembangkan program untuk mengatasi sampah anorganik, khususnya plastik. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah pembuatan kerajinan tempat sampah dari botol plastik bekas. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah plastik, tetapi juga meningkatkan kesadaran dan partisiasi masyarakat dalam mengelola sampah anorganik secara mandiri dan menciptakan nilai ekonomi dari sampah daur ulang melalui pelatihan keterampilan.

Sepuluh mahasiswa ProMahadesa mengadakan pelatihan bagi masyarakat untuk mengajarkan cara mengolah botol plastik menjadi tempat sampah yang fungsional dan menarik. Dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai, masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan sekaligus menciptakan produk yang bermanfaat.

Dokumentas Kegiatan Praktik Pembuatan Kerajinan Tempat Sampah Bersama Warga Jelbuk
Dokumentas Kegiatan Praktik Pembuatan Kerajinan Tempat Sampah Bersama Warga Jelbuk
Dokumentasi Proses Pembuatan Kerajinan Tempat Sampah
Dokumentasi Proses Pembuatan Kerajinan Tempat Sampah

Inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa ProMahadesa UNEJ Tahun 2025 dalam pengelolaan sampah di Desa Jelbuk menunjukkan bahwa dengan kolaborasi dan edukasi, masalah sampah dapat diatasi secara efektif. Melalui pembuatan pupuk bokashi dari kotoran ternak dan kerajinan tempat sampah dari botol plastik, diharapkan Desa Jelbuk dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Program ini tidak hanya memberikan solusi praktis, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan langkah-langkah ini, Desa Jelbuk dapat bergerak menuju masa depan yang lebih bersih dan sehat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun