Program pengabdian masyarakat berdesa melalui PROMAHADESA 2025 UNEJ pada hari Senin tanggal 07 Juli 2025 sukses dilaksanakan dengan memberikan pelatihan pemanfaatan minyak jelantah menjadi produk lilin dan sabun. Beberapa agenda yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu Opening Ceremony, serta Sosialisasi dan Pelatihan mengenai pemurnian minyak jelantah dan bagaimana pemanfaatannya. Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu mitra kerja UMKM Rumah Organik Jember dan ibu-ibu PKK Kelurahan Kebonsari Jember. Pelatihan turut dihadiri oleh Lurah Kebonsari, Bapak Herlan Hidajat, S.Sos, serta Ketua PKK Kelurahan Kebonsari, Ibu Siti Aisyah Puspita Sari, yang memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini juga didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Ibu Ana Yulvia, M.Si, serta menghadirkan Ibu Tinok Dwi Ananda, S.Si M.Si  sebagai pemateri utama dalam sosialisasi pemurnian minyak jelantah.
Pelatihan berlangsung di kelurahan Kebonsari dalam suasana santai namun tetap fokus, sehingga peserta merasa nyaman sekaligus mampu memahami materi yang diberikan. Fokus utama dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan adalah pemurnian minyak jelantah, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas minyak bekas pakai agar dapat dimanfaatkan kembali secara lebih aman dan bersih. Proses ini dilakukan dengan bahan sederhana berupa tepung maizena, yang ditambahkan ke dalam minyak panas setelah disaring, lalu diaduk hingga kotoran tersuspensi dan akhirnya disaring kembali setelah diendapkan.
Antusiasme peserta sangat tinggi, terlihat dari keaktifan mereka dalam mengikuti setiap sesi. Pada sesi sosialisasi mengenai pemurnian minyak jelantah, peserta menyimak dengan saksama dan mencatat langkah-langkahnya, seperti menyaring minyak, memanaskannya pada suhu 60–80°C, menambahkan 5–10 gram tepung maizena per 100 mL minyak, mengaduk selama 10 menit, hingga proses penyaringan ulang setelah endapan terbentuk. Handout yang dibagikan pun dibaca secara serius, dan banyak peserta yang mengajukan pertanyaan lanjutan terkait bahan dan proses tersebut. Hal ini menjadi dasar penting dalam sesi praktik berikutnya, yaitu pembuatan sabun dan lilin, yang memanfaatkan minyak hasil pemurnian sebagai bahan utamanya.
Pada sesi pembuatan sabun, peserta turut berkontribusi dalam menimbang 175 mL minyak jelantah murni, mencampurnya dengan larutan NaOH (hasil pelarutan 50 gram NaOH ke dalam 100 mL air), lalu mengaduk hingga mengental dan menambahkan essential oil sebagai pewangi. Campuran tersebut dituangkan ke cetakan dan didiamkan selama 2–3 hari, kemudian dikeringkan selama 2 hingga 4 minggu agar kadar pH menurun dan sabun menjadi aman digunakan. Sementara itu, pada sesi pembuatan lilin, peserta turut serta dalam proses pemanasan 100 mL minyak jelantah dan mencampurkannya dengan 30 gram stearin, pewarna dari krayon, dan essential oil. Campuran tersebut kemudian dituangkan ke cetakan yang telah diberi sumbu dan ditunggu hingga lilin mengeras dan siap digunakan.
Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung interaktif dan lancar. Para peserta tidak hanya aktif mencatat dan bertanya, tetapi juga menunjukkan rasa percaya diri ketika menjawab pertanyaan dari tim pelatih, baik mengenai teori maupun praktik. Beberapa ibu bahkan mendokumentasikan proses dengan ponsel mereka agar dapat dipraktikkan ulang di rumah. Komunikasi dua arah yang terbangun dengan baik selama kegiatan ini menunjukkan bahwa pelatihan benar-benar memberikan manfaat dan pemahaman yang mendalam bagi masyarakat, khususnya dalam mengelola limbah rumah tangga menjadi produk bernilai guna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI