Mungkin hidupnya sudah hancur. Mungkin ia sudah kalah. Tapi di balik jeruji itu, ia masih menyimpan satu hal yang tak bisa diambil oleh sipir, oleh hakim, oleh siapa pun: keyakinan bahwa ketidakadilan ini nyata, dan ia salah satu korban yang harus menanggungnya.
Entah kelak ada yang mendengar jeritannya atau tidak, ia hanya bisa menunggu. Sementara itu, hitam benak terus menemaninya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI