Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

KAI, Transportasi Terbaik untuk Mengirim Hewan Kesayangan

20 Agustus 2025   14:10 Diperbarui: 20 Agustus 2025   15:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kirim binatang via KAI - kompas.com

Sejak kecil aku punya hobi yang tidak pernah pudar: menyukai binatang. Bagi sebagian orang, hobi ini dianggap merepotkan karena merawat hewan bukan sekadar soal memberi makan, tapi juga soal kesabaran, perhatian, bahkan kadang pengorbanan. Tapi buatku, ada kebahagiaan tersendiri setiap kali bisa melihat hewan-hewan hidup sehat, tumbuh baik, dan bersuara riang.

Yang menarik, hewan-hewan yang aku rawat tidak semuanya berasal dari Jakarta. Banyak di antaranya justru aku dapatkan dari luar kota---dari Kutoarjo, Jawa Barat, hingga Turen, Malang. Setiap kali ada teman peternak atau penjual hewan yang menawarkan hewan bagus, aku sering tidak tahan untuk meminangnya. Pertanyaan klasiknya tentu: bagaimana cara hewan-hewan itu dikirim dengan aman ke Jakarta?

Jawabannya selalu sama: KAI, kereta api Indonesia.

Pertama Kali Percaya KAI: Musang dari Kutoarjo

Pengalaman pertama yang membuatku percaya penuh pada KAI adalah ketika aku membeli seekor musang dari Kutoarjo. Musang itu ditawarkan oleh seorang teman peternak, dan aku langsung tertarik. Namun masalah muncul ketika membicarakan cara pengiriman.

Awalnya aku sempat kepikiran: apakah harus menggunakan bus atau mobil travel? Tapi kemudian temanku meyakinkan, "Pakai KAI saja, bro. Lebih cepat, lebih aman, dan hewannya tidak gampang stres."

Akhirnya musang itu diberangkatkan dengan kereta malam. Sejujurnya aku deg-degan menunggu di Stasiun Jatinegara. Tapi ketika kereta tiba dan aku menerima keranjangnya, aku langsung lega. Musangnya terlihat sehat, bulu tetap bagus, matanya cerah, bahkan masih sempat bergerak lincah. Dari situ aku mulai percaya bahwa kereta api Indonesia memang ramah untuk hewan.

Ayam Pelung yang Bersuara Merdu

Setelah sukses dengan musang, aku semakin berani. Kali ini aku mencari ayam pelung, ayam khas dari Jawa Barat yang terkenal dengan kokok panjang dan merdunya. Aku membayangkan betapa menyenangkannya mendengar suara itu setiap pagi di Jakarta.

Ayam pelung yang aku beli dikirim dengan kereta juga. Awalnya aku sempat ragu karena ukuran tubuh ayam pelung besar dan kokoknya bisa keras. Tapi ternyata perjalanan lancar-lancar saja. Ayam itu sampai di Jakarta dalam kondisi segar, tidak ada tanda stres. Begitu sampai rumah, dia langsung berkokok dengan suara panjang yang membuatku merinding. Lagi-lagi aku membatin: kalau bukan lewat kereta, mungkin ceritanya akan berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun