Akhirnya, aku kembali pada keyakinan bahwa pencarian kebenaran bukanlah sebuah perjalanan yang berhenti. Ia adalah sebuah proses yang terus-menerus, yang melibatkan dialog, refleksi, dan kesadaran akan konteks. Dalam setiap ucapan dan tindakan, kita belajar bahwa makna tidak pernah sepenuhnya tetap, dan kebenaran pun selalu terbuka untuk diperdebatkan dan dipahami dari berbagai sudut pandang.
Dalam keheningan itu, aku merasa bahwa pragmatik mengajarkan kita bahwa untuk memahami kebenaran, kita harus belajar memahami orang lain---niat mereka, konteks mereka, dan suasana hati mereka. Karena, dalam setiap kata yang diucapkan, tersimpan sebuah dunia yang menunggu untuk kita pelajari dan pahami dengan penuh rasa hormat dan keingintahuan.
Demikian untuk hari ini, sahabat sunyi.
Jika kata hanyalah permukaan, maka konteks dan niat adalah samudera di bawahnya. Semoga kita tak hanya mendengar, tetapi juga belajar membaca arus di dalamnya---sebab di sanalah, kebenaran sering bersembunyi, menunggu untuk ditemukan dengan hati yang terbuka.Â
Wallahualahualam bissawab
Kandang D'Koloni - Tepi Alas Roban
11 Agustus 2025
Salam SunyiÂ
Mbah Priyo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI