Hidup kadang kayak sinetron yang nggak ada tamatnya---penuh tagihan, kerjaan numpuk, bos galak, dan mantan yang nikah duluan. Capek? Jelas. Stres? Apalagi.
Suatu sore yang mendung, seorang pria datang ke warung kopi dengan wajah kusut kayak baju belum disetrika. Ia duduk, nyeruput kopi tanpa rasa, lalu curhat ke temannya yang asli Jawa:
"Aku udah nggak ngerti lagi, Rek. Masalahku tuh numpuk. Tagihan belum dibayar, kerjaan deadline semua, pacar juga udah mulai nge-ghosting. Pusing, sumpah!"
Temannya, yang dari tadi tenang menikmati kopi sambil garuk-garuk perut, cuma manggut-manggut. Lalu berkata pelan:
"Yo turu wae." (Ya tidur saja.)
Si pria mengernyit. "Tidur? Maksudmu kabur dari kenyataan?"
Temannya tersenyum tipis, bijak seperti kakek bijak di film silat, lalu menjawab:
"Lha iya. Coba pikir... masalah itu kan nggak punya tangan, kan? Jadi nggak mungkin bisa bangunin kamu pas tidur."
Si pria bengong. Antara mau ketawa, mau nangis, atau langsung rebahan di lantai warung.
Temannya melanjutkan: