Pada saat masih duduk di bangku SD, ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, Bu Guru menyampaikan sebuah peribahasa yang terasa sangat mengerikan bagi saya. Peribahasa tersebut adalah, "Bagai makan buah Simalakama: Dimakan Ibu Mati, Tak Dimakan Bapak Mati!" Saat itu, saya jujur saja merasa geli dan tak habis pikir dengan makna peribahasa itu. Dalam benak saya, mana mungkin ada situasi yang begitu dilematis di mana seseorang harus menghadapi pilihan yang seolah tidak ada jalan keluar.
Setelah saya melanjutkan ke SMP, pelajaran Biologi membawa saya pada pemahaman yang lebih dalam. Dalam pelajaran klasifikasi tumbuhan, saya akhirnya menemukan penjelasan yang membuka mata tentang buah Simalakama. Ternyata, buah yang dimaksud dalam peribahasa itu adalah buah makuto dewo atau mahkota dewa, yang dikenal memiliki sifat kontroversial. Meskipun buah tersebut terlihat menarik dan menggugah selera, namun di balik keindahannya tersimpan racun yang sangat mematikan. Melalui lensa Biologi, saya belajar bahwa tidak semua yang tampak indah itu aman, dan kadang kita dihadapkan pada pilihan yang sulit dan berbahaya
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) ini dikenal sebagai buah beracun yang bisa mematikan bagi para pemakannya jika kita tidak pandai mengolahnya, juga sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Â Tanaman atau pohon mahkota dewa sering kali ditanam sebagai tanaman peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting.
Untuk memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa, dapat dilakukan pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan pengeringan. Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikrob perusak yang ada di dalam bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa tersebut. Kondisi pengeringan yang tepat akan menentukan mutu hasil pengeringan yang tinggi.
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti:
Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisasi racun di dalam tubuh
Â
Saponin, yang bermanfaat sebagai: Sumber antibakteri dan antivirus, Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, Meningkatkan vitalitas, Mengurangi kadar gula dalam darah dan Mengurangi penggumpalan darah
Â
Flavonoid berfungsi untuk Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, Mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah, Mengurangi kadar risiko penyakit jantung coroner, Mengandung antiinflamasi (antiradang), Berfungsi sebagai antioksidan, Membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan