Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ibadah

13 Maret 2019   22:27 Diperbarui: 13 Maret 2019   22:28 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
images: 2.bp.blogspot.com

Tak ada yang berbeda dengan pagi itu. Komplek perumahan masih sepi karena belum banyak warga yang bangun. Lampu-lampu belum semuanya padam karena memang masih agak gelap. Sedangkan cahaya matahari masih berupa semburat-semburatnya saja.

Tapi kehidupan di rumah Maspiroh sudah dimulai sejak adzan subuh berkumandang. Seperti biasa, Maspiroh akan langsung terbangun ketika mendengar adzan subuh. Usai sholat, ia akan langsung memulai rutinitas hariannya, ya, ia akan membangunkan suaminya, Mangir, untuk sholat Subuh.

Segala cara akan dilakukan Maspiroh untuk membangunkan Mangir. Mulai dari menarik selimutnya, menggoyangkan badannya, sampai memercikkan air ke mukanya. Sebuah rutinitas yang tak jarang membuat mereka berdua terlibat pertengkaran serius.

"Mas, bangun! Sudah waktunya subuh." kata Maspiroh sambil merapikan mukenanya.

"Hemm." Jawab Mangir singkat.

Maspiroh memaklumi suaminya. Semalam Mangir memang pulang larut  lantaran kebagian shift jaga sampai jam 12 malam. Ia pun meninggalkan Mangir untuk selanjutnya pergi ke dapur menunaikan tugasnya sebagai seorang istri.

Waktu terus berputar. Jam menunjukkan pukul 05.30 pagi. Lampu-lampu di komplek sebagian besar telah padam. Satu per satu penghuninya mulai menampakkan diri memulai aktivitas pagi itu. Tapi Mangir masih saja tak beranjak dari tempat tidurnya.

Dari dapur terdengar suara alarm dari HP Mangir. Berulang kali bunyi, berulang kali pula dimatikan. Mangir sepertinya sengaja melakukan hal itu.

Kesabaran Maspiroh habis. Diambilnya segayung air dari kamar mandi lalu dibawanya ke kamar. Tak butuh pikir panjang, ia ambil sebagian air yang dibawanya tadi dengan tangan kanannya lalu dipercikkan ke muka suaminya.

Mangir kaget. Ia membuka mata. Tampak di depannya Maspiroh dengan muka judesnya berdiri menatapnya sambil berkata ,"Bangun!!! Sudah siang, buruan subuh."

Tanpa menjawab, Mangir bergegas ke kamar mandi dan mengambil air wudhu. Usai sholat subuh ia duduk di teras rumah. Hp di tangan kanan, dan sebatang rokok terselip di tangan kiri. Dua hal itu sudah cukup bagi Mangir untuk memulai aktivitas pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun