Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Harrison Bergeron oleh Kurt Vonnegut

24 Oktober 2018   07:48 Diperbarui: 24 Oktober 2018   08:05 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para musisi buru-buru berebut duduk kembali ke kursi mereka dan Harrison juga melepas semua kecacatan mereka. "Mainkan musik terbaikmu," kata Harrison. "Dan aku akan menjadikan kalian baron, adipati dan bangsawan."

Musik mulai melantun. Awalnya lantunan bernada biasa--- musik murahan, konyol dan berantakan. Tapi Harrison menarik dua orang musisi dari kursi duduk mereka, kemudian mengayun tangannya seolah ia sedang mengarahkan musik yang ia inginkan, sebelum mengembalikan mereka ke kursi masing-masing.

Musik itu dimulai lagi dan sudah terdengar jauh lebih baik.

Harrison dan ratunya hanya mendengarkan musik itu untuk sesaat --- mereka mendengarkannya dengan serius, seolah berusaha menyesuaikan detak jantung mereka dengan lantunanmusik.

Mereka menggerakkan tubuh, hingga bobot berat badan mereka bersandar pada jemari kaki mereka.

Harrison meletakkan tangannya yang besar pada pinggul si gadis yang mungil, membiarkan gadis itu merasakan betapa enteng tubuhnya, sebagaimana seharusnya.

Lalu, dalam ledakan kebahagiaan dan rahmat Tuhan, mereka terlontar ke udara!

Bukan hanya hukum daratan yang dilanggar, tapi juga hukum gravitasi dan hukum pergerakan benda.

Mereka terhuyung, berbalik, berputar, melonjak, bergerak kasar, melompat dan dipintal.

Mereka mengapung layaknya seekor rusa di bulan.

Langit-langit studio menggantung pada ketinggian tiga puluh kaki (8 meter) namun setiap lompatan membawa Harrison dan si penari semakin dekat ke sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun