Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Campur Tangan Jenderal Nasution di Balik Jatuhnya Kekuasaan Soekarno (Bagian 1)

29 September 2020   21:39 Diperbarui: 30 September 2020   06:48 5669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu kegagalan menghabisi Nasution menjadi titik balik kehancuran PKI dan awal kejatuhan Soekarno (foto: wikipedia/common)

"Kalau Soeharto tidak punya kekuasaan dan kewenangan besar di tubuh militer, mengapa setelah peristiwa itu dia bisa berkuasa?" kali ini Karto yang bertanya.

"Sederhana saja. Soeharto 'ketiban sampur'", jawab Alim.

"Lha ini teori baru. Coba, Lim, kamu jelaskan mengapa Soeharto kamu sebut 'ketiban sampur'" pinta Burhan.

"Karena, sosok yang paling bertanggung jawab atas jatuhnya kekuasaan Soekarno itu Jenderal A.H. Nasution," kata Alim tenang.

"Hush, jangan ngawur, Lim. Bisa-bisa kamu dituduh fitnah dan provokasi lho," kata Karto mengingatkan Alim.

"Aku nggak ngawur To. Aku berani ngomong begini karena fakta sejarah di masa itu justru mengkonfirmasi, Jenderal Abdul Haris Nasution adalah orang yang paling berperan penting dalam keruntuhan Soekarno dari jabatannya sebagai Presiden Seumur Hidup."

"Bagaimana jalan ceritanya kamu bisa sampai pada kesimpulan itu? Bukannya tadi kamu ngomong kalau PKI," tanya Burhan.

"Kalian sudah tahu kan, kalau Jenderal A.H. Nasution saat itu menjabat Menko Hankam/Kepala Staf Angkatan Bersenjata. Dialah orang nomor satu di jajaran militer, yang atasan langsungnya adalah Presiden. Dalam posisi itu, Jenderal Nasution memiliki akses dan wewenang ke seluruh angkatan, baik darat, laut maupun udara."

Ketika itu, di tubuh militer ada dua faksi/kelompok, yakni yang pro PKI/Nasakom dan yang anti PKI/Nasakom. Nasution, bersama A. Yani dan deputi-deputinya seperti D.I Pandjaitan hingga S. Parman termasuk ke dalam kubu anti PKI/Nasakom.

PKI menganggap jenderal-jenderal yang anti Nasakom ini menghalangi cita-cita besar mereka yang ingin menjadikan Indonesia negara komunis, bergandengan tangan dengan Uni Soviet dan RRT. Karena jenderal-jenderal ini punya kedudukan tinggi dan wewenang jabatan yang strategis di tubuh militer, tentu tak mudah menyingkirkan mereka lewat lobi-lobi politik. PKI ingin mengambil jalan pintas dengan merencanakan penculikan terhadap 8 jenderal yang dianggap paling anti dan tidak mungkin dapat dipengaruhi pendirian maupun ideologi mereka.

Sebelum operasi ini dilancarkan, PKI terlebih dahulu membuat isu kudeta dari Dewan Jenderal yang diinisiasi Nasution, Ahmad Yani, Suprapto, Ahmad Sukendro, S. Parman, M.T Haryono, Sutojo, dan D.I Pandjaitan. Dengan isu ini, PKI berharap akan mendapat dukungan dan legitimasi dari Soekarno saat mereka melakukan operasi penculikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun