Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sedekah Nasi Anjing, Kesalahpahaman yang Mengandung Kesengajaan?

27 April 2020   14:54 Diperbarui: 27 April 2020   14:57 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memberi sedekah nasi bungkus yang diberi nama "nasi anjing" jelas salah besar (gambar ilustrasi dari Shutterstock)

Maka, ini bukan lagi kesalahpahaman, tapi kebodohan yang disengaja. Bagaimana mungkin hewan yang dikonotasikan najis dan haram bersanding dengan frasa "100% Halal"?

Masih mending warga Bali menamakan kuliner "Nasi Babi", lalu di bagian bawahnya tertulis "100% Haram". Ini menjadi pertanda bagi orang Islam bahwa ada kandungan bahan haram dalam kuliner tersebut, di luar penamaannya yang mencatut hewan babi yang jelas-jelas najis dan haram bagi umat Islam.

Lain halnya dengan "nasi anjing". Sekalipun memang benar seluruh bahan dalam nasi bungkus itu halal, tapi hewan anjing sudah memiliki konotasi tetap dalam syariat Islam: najis dan haram". Tak bisa serta-merta pihak yayasan menempelkan klaim 100% halal begitu saja.

Sedekah Juga Ada Etikanya

Niat baik pihak Yayasan Qahal Family patut kita hargai. Karena menurut Nita, tidak sekali ini mereka memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang tidak mampu.

"Kayak dulu waktu gempa Yogyakarta kita turun juga, buka dapur umum. Lalu (saat wabah) COVID-19 ini kita bergerak. Saya pun ngirim APD ke beberapa kota. Waktu kerusuhan kemarin di Bawaslu, kami beri bantuan vitamin, air, dan buah-buah ke polisi. Jadi kita hari ini apa yang bisa kita lakukan," jelas Nita.

Meski begitu, dalam bersedekah juga ada etika. Dalam bersedekah ada adab yang harus dikedepankan lebih dulu dibanding materi sedekahnya.

Niat baik saja tidak cukup jika pemberi sedekah tidak memiliki adab dan etika saat memberikannya. Sebesar apapun sedekah yang diberikan juga tidak ada harganya jika yang menerima sedekah tersinggung dengan cara pemberiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun