Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Skuter Listrik, Mikromobilitas dan Transportasi Masa Depan

18 November 2019   23:00 Diperbarui: 18 November 2019   23:07 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga mengendarai skuter listrik dari Grabwheels (sumber foto: Antara Foto/Akbar Nugroho Gurhay)

Apa yang diawali oleh Bird merupakan sebuah revolusi transportasi. Dari model transportasi yang membutuhkan ruang lebih banyak, menjadi transportasi dalam skala ruang yang lebih kecil. Tak hanya dari sisi infrastruktur, namun juga wahana transportasinya sendiri.

Mikromobilitas, Solusi untuk Transportasi Ramah Lingkungan

Skuter listrik hanya salah satu dari moda transportasi yang masuk dalam kategori "micromobility". Istilah ini diciptakan oleh analis bisnis dan teknologi Horace Dediu, dalam pidatonya yang disampaikan pada 2017 di KTT Micromobility dalam acara Techfestival di Kopenhagen.

Istilah mikromobilitas mengacu pada penggunaan kendaraan ringan di bawah 500kg, termasuk sepeda biasa, sepeda listrik (moped, motor pedal), skuter listrik, hingga skateboard listrik. Namun ada ketentuan tambahan untuk bisa menyebut wahana ini sebagai mikromobilitas, yakni ketersediaan sebagai layanan bersama (shared vehicle).

Mikromobilitas, termasuk di dalamnya adalah layanan penyewaan skuter listrik bisa menjadi jawaban dalam menerapkan sistem transportasi yang ramah lingkungan, sekaligus bisa mengurangi kemacetan. 

Travis VanderZanden, dalam wawancaranya dengan Index Venture malah membayangkan Bird, dan mikromobilitas yang dipeloporinya mengambil skala tugas yang sebanding dengan Henry Ford: memanfaatkan teknologi baru dan perubahan perilaku untuk mendorong revolusi transportasi dan infrastruktur.

"Ketika mobil datang, orang-orang seperti, wow, mobil-mobil ini gila. Tidak ada tempat bagi mereka untuk parkir, tidak ada tempat bagi mereka untuk pergi, "kata VanderZanden. "Butuh sekitar 20 tahun untuk melakukan transisi itu. 

Untungnya, saya pikir transisi ke mikromobilitas dan alternatif untuk mobil akan lebih cepat dari itu. Tapi yang jelas, kita perlu berbicara dengan kota-kota untuk mencari tahu cara apa yang paling anggun untuk melakukan transisi itu karena infrastruktur kota tidak dibangun untuk skuter listrik."

"Mengapa kita menggunakan dua ton logam untuk memindahkan 70 kilo tubuh sementara sesuatu yang berbobot 16 kilogram seperti e-skuter dapat melakukan pekerjaan dengan baik? Dan mengapa kita memberikan begitu banyak ruang di kota untuk mobil? Ketika Anda mulai memikirkannya, Anda harusnya terobsesi," tambah Martin Mignot dari Index Venture, salah satu investor pertama Bird.

Penduduk Perkotaan Memang Membutuhkan Mikromobilitas

Memang benar, seperti yang dikatakan Travis VanderZanden, tantangan terbesar dari mikromobilitas saat ini adalah infrastruktur. Jaringan transportasi perkotaan di seluruh dunia telah dirancang untuk mobil pribadi dan transit, bukan untuk mobil mikro. Hampir 50% ruang perkotaan habis hanya untuk lahan bagi mobil-mobil pribadi.

Di satu sisi, sekitar 60% perjalanan mobil dilakukan kurang dari enam mil. Mobil dianggap semakin tidak beradaptasi dengan perjalanan dalam perkotaan karena polusi yang mereka hasilkan dan kemacetan yang mereka ciptakan, belum lagi biaya kepemilikan dan infrastruktur. Mikromobilitas menjadi solusi karena lebih murah, membutuhkan lebih sedikit ruang dan lebih ramah lingkungan untuk perjalanan perkotaan.

Alasan utama majalah Time memasukkan Bird dalam 50 Perusahaan Jenius adalah kontribusinya pada masalah 'mil pertama, mil terakhir' dalam transportasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun