Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fakta tentang Greenland, Pulau Terbesar yang Ingin Dibeli Donald Trump

23 Agustus 2019   01:09 Diperbarui: 23 Agustus 2019   04:58 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penduduk Kulusuk, sebuah wilayah di Greenland (sumber foto: AFP melalui gulfnews.com)

Mengingat luas Greenland tiga kali luas negara bagian Texas, ide yang dilontarkan Trump -- meskipun oleh banyak rakyat AS dianggap lelucon -- bukan kebetulan semata. Ada pertanyaan besar di balik ide konyol tersebut: Apa yang dimiliki Greenland sehingga bisa membuat Amerika Serikat ngotot ingin mengakuisisinya?

Banyak pengamat menebak arah dari ide konyol  Trump ini bukan karena luas wilayah Greenland. Melainkan peran geo- strategis daratan bersalju ini dalam percaturan global, terutama antar negara-negara raksasa.

Greenland mungkin hanya memiliki 56.000 penduduk dan sekitar 80% wilayahnya tertutup es. Tetapi Amerika Serikat melihatnya sebagai tempat untuk menggagalkan kepentingan Cina dan Rusia. Beberapa tahun yang lalu, Greenland mengumumkan rencana untuk membangun bandara baru dan memperluas dua bandara lainnya. Pemerintah China langsung tanggap dengan menawarkan bantuan pembiayaan infrastruktur.

Langkah cepat Cina ini jelas memicu kekhawatiran Amerika Serikat. Tak urung Menteri Pertahanan James Mattis secara pribadi turun tangan untuk menggagalkan proyeksi pinjaman modal dari Cina tersebut.

Menurut kajian Polar Research and Policy Initiative (PRPI), sebuah grup penelitian swasta yang berbasis di Inggris, tawaran Cina itu patut dicurigai.

"Ketika seorang kontraktor milik negara Cina terpilih untuk proyek bandara, itu memicu kecemasan baik di Denmark maupun di Amerika Serikat, yang mengarah ke Denmark yang ikut membiayai sebagian dan ikut memiliki proyek-proyek itu," kata Dwayne Ryan Menezes , direktur pelaksana PRPI.

Menezes juga mengingatkan bahwa Greenland memiliki posisi yang sangat strategis bagi Cina. Saat es laut Kutub Utara mencair, posisi Greenland menjadi terletak di sepanjang atau dekat dengan dua rute pelayaran yang muncul, yakni Bagian Barat Laut dan Bagian Timur Laut. Menurut Menezes, rute yang kedua dapat memotong jarak hampir seperempat dari jarak yang harus ditempuh oleh kapal barang dari Shanghai ke Rotterdam.

Dalam pertemuan Dewan Arktik (sebuah badan antar pemerintah AS yang mengurusi segala sesuatu yang terjadi di Kutub Utara) pada Mei 2019, Sekretaris Negara AS Mike Pompeo memperingatkan kehadiran Cina dan kebutuhan untuk mengontrol jalur pelayaran.

"Apakah kita ingin Samudra Arktik berubah menjadi Laut Cina Selatan yang baru, penuh dengan militerisasi dan klaim teritorial yang bersaing?" Kata Pompeo.

Dalam pidato yang sama, Pompeo juga mengatakan, "Rusia sudah meninggalkan jejak salju dalam bentuk sepatu bot tentara" di wilayah tersebut.

Di luar peran geo-strategisnya, Arktik diyakini kaya akan gas dan minyak, dan Greenland memiliki cadangan mineral yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun