Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Silaturahim untuk Memperpanjang Usia dan Memperbanyak Rezeki, Bagaimana Bisa?

8 Juni 2019   18:55 Diperbarui: 28 Juni 2021   07:59 13700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (desain oleh Achmad Sarifuddin/dribble.com)

Dalam kaidah ilmu tafsir dan filsafat Islam, apa yang tercatat oleh malaikat disebut disebut al qadha al mu'allaq (takdir atau putusan yang masih menggantung). Allah Yang Maha Kuasa bisa menghapusnya dan menetapkannya sewaktu-waktu tanpa diketahui oleh malaikat itu sendiri. Sebagaimana firman Allah, "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)." (Qs Ar Ra'd: 39).

Selama ini kita sering keliru dalam memahami makna Takdir Allah. Banyak dari kita berpendapat, karena Allah sudah menetapkan takdirNya atas diri manusia, maka tak ada usaha apapun yang bisa dilakukan manusia untuk mengubah Takdir tersebut. 

Umur atau ajal seseorang memang sudah ditetapkan dan ditulis oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT, "...dan sekali-kali tidak diperpanjang umur seorang yang berumur panjang, dan tidak pula dikurangi umurnya...... " (QS. Fathir:11).

Tapi bukan berarti usaha untuk "memperpanjangnya" tidak akan berhasil. Usaha akan berhasil apabila direstui Allah dalam arti sesuai dengan sunnatullah. Apapun usaha manusia selama sejalan dengan sunnatullah pastilah berbuah, termasuk usaha memperpanjang usia. Logika "memperpanjang umur" ini bisa kita persamakan dengan logika atas takdir dari Jodoh dan Rezeki, yang sama-sama sudah ditetapkan oleh Allah SWT.

Setiap manusia tentunya sudah ditakdirkan untuk mendapatkan jodohnya masing-masing. Namun, jika kita tidak berusaha untuk "menjemput" jodoh, kemungkinan besar selamanya kita tidak akan bertemu dengan jodoh kita.

Baca juga: Silaturahim Tak Boleh Putus, Ini Tips Supaya Tetap Aman

Seperti apa usaha "menjemput jodoh" ini? Bersilaturahim, berkenalan dengan seseorang yang menarik hati kita, pedekate atau ta'aruf hingga dijodohkan oleh orang tua. Nah, apabila kita tidak melakukan usaha-usaha seperti ini, yakinkah kita bahwa jodoh itu akan datang dengan sendirinya? Ujug-ujug ada pria/wanita yang mengajak kita menikah tanpa pernah bertemu atau berkenalan begitu saja? Begitu pula sebaliknya, ketika kita sudah taaruf, bahkan sudah menyampaikan keinginan untuk menikah dengan orang pilihan kita, ternyata Allah berkehendak lain. Berarti sebatas itulah usaha kita untuk mencari jodoh.

Sama halnya dengan rezeki. Memang benar bahwa Allah itu sudah menetapkan rezeki bagi setiap manusia. Tapi tanpa kita bekerja dan mencari rezeki tersebut, apakah lantas Allah akan menurunkan takdir rezekinya tersebut secara langsung? Ibaratnya tiba-tiba saja kita menemukan rezeki itu tanpa ada usaha apapun?

Jadi, takdir itu akan datang sesuai dengan apa yang sudah kita lakukan. Takdir itu akan menemui kita kala kita bertawakkal, berserah diri pada Allah setelah kita berikhtiar.

Silaturahim adalah salah satu bentuk ikhtiar kita untuk memperpanjang umur dan melapangkan rezeki, sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah melalui hadis beliau diatas. Dengan bersilaturahim, kita akan mengenal dan dikenal oleh banyak orang. 

Ujungnya, kita bisa terhindar dari stress, dan kondisi hati serta jiwa kita pun bahagia. Wajah kita akan terlihat senantiasa berseri-seri, mudah tersenyum, hingga dikatakan orang kita seperti awet muda, padahal umur kita bilangannya jauh lebih banyak. Nah, bukankah ini sama dengan usia yang panjang? Seandainya umur kita bertambah secara harfiah, atau bertambah bilangannya, toh kita juga tidak akan pernah tahu bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun