Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kritik Sosial dan Lirik yang Hilang dalam Lagu "Hari Lebaran"

1 Juni 2019   08:00 Diperbarui: 1 Juni 2019   11:31 4277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'lang taon idup prihatin


Kondangan boleh kurangin,

korupsi jangan kerjain

Jika kita perhatikan, lirik yang hilang tersebut penuh dengan kritik sosial bukan? Melalui lagu Hari Lebaran tersebut, Ismail Marzuki memberi gambaran pada kita bagaimana suasana kehidupan dan khususnya perayaan Idul Fitri di zamannya itu.

Ismail Marzuki mengkritik perilaku masyarakat kota dalam memaknai perayaan Idul Fitri. Tanpa menghaluskan bahasa, Ismail Marzuki langsung menampar dengan mengatakan "Kesempatan ini dipakai buat berjudi".

Setelah itu, Ismail Marzuki juga menggambarkan karakter masyarakat urban saat itu yang kerap melakukan kekerasan rumah tangga. Setelah menggambarkan bagaimana perilaku orang kota tersebut, Ismail Marzuki lantas memberi nasehat "Maafkan lahir dan batin".

Dengan kata lain, Ismail Marzuki melalui lirik lagunya meminta kita memaafkan perilaku orang kota yang saat Idul Fitri malah melakukan judi dan mabuk-mabukan dan tindak kekerasan rumah tangga. Jika ini dikaitkan dengan makna ucapan Minal Aidzin wal Faizin, pesan yang terkandung dalam lirik lagu ini sangat tepat:

 "Marilah kita (dalam suasana Idul Fitri) saling berlapang dada, mengulurkan tangan dan saling memaafkan dan mengucap Minal Aidzin wal Faizin. Semoga kita dapat kembali menemukan jati diri kita dan memperoleh ampunan, ridha dan kenikmatan surgawi."

Selain kritik pada perilaku sosial masyarakat kota, Ismail Marzuki juga menyelipkan kritik pada (pejabat) pemerintah. Melalui lirik "Selamat para pemimpin, Rakyatnya Makmur Terjamin", Ismail Marzuki menyindir secara halus kondisi bangsa Indonesia saat itu (tahun 1950-an). 

Padahal pada tahun 1950-an, saat usia bangsa Indonesia masih seumur jagung, kondisi rakyatnya jauh dari kata makmur dan terjamin. Kalau lirik lagu ini bukan kritik satir, apalagi makna yang terkandung di dalamnya?

Begitu pula pada lirik "'Lang taon hidup prihatin, Cari uang jangan bingungin". Entah ulang tahun siapa yang dimaksud Ismail Marzuki. Namun, kemungkinan besar yang dimaksud Ismail Marzuki adalah ulang tahun negara atau kemerdekaan RI yang pada tahun '50an dilakukan dalam suasana penuh keprihatinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun