Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memang Benar Kata Prabowo, 55 Persen Rakyat Indonesia Buta Huruf Fungsional

26 November 2018   06:06 Diperbarui: 27 November 2018   08:10 2345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompas.com/rakhmat nur hakim

Seseorang dikatakan melek fungsional (functionally literate) apabila dapat terlibat dalam semua kegiatan di mana keaksaraan diperlukan untuk berfungsi efektif dari kelompok dan komunitasnya dan juga untuk memungkinkan dia untuk terus menggunakan membaca, menulis, dan menghitung untuk dirinya sendiri dan pengembangan komunitas.

Seseorang dikatakan buta huruf fungsional (functionally iliterate) apabila tidak dapat terlibat dalam semua kegiatan di mana keaksaraan diperlukan untuk berfungsi efektif dari kelompok dan komunitasnya dan juga untuk memungkinkan dia untuk terus menggunakan membaca, menulis, dan perhitungan untuk dirinya sendiri dan pengembangan masyarakat (UNESCO, 1978, p.183)."

Jadi, ada perbedaan mendasar antara buta huruf dan buta huruf fungsional, yang terletak pada fungsionalitas pemahaman seseorang terhadap apa yang dia baca dan dia tuliskan.

Terkait pidato dan klaim Prabowo tersebut, hampir semua media salah tangkap dengan apa yang dimaksudkan Prabowo sebagai buta huruf fungsional. Media detik misalnya, mereka merubah judul berita dari semula "buta huruf" saja kemudian ditambahkan menjadi "buta huruf fungsional". Dengan alasan agar sesuai dengan kutipan asli tanpa diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

Media katadata malah tambah salah. Dalam artikelnya dituliskan, sumber berita yang disampaikan Prabowo benar mengutip dari Bank Dunia, namun angka tersebut bias karena tidak sesuai konteksnya.

Konteks yang dimaksud Katadata adalah data BPS tentang persentase penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun yang buta huruf 4,5%, yang berarti 95,5% penduduk usia tersebut melek huruf. Dari sini terlihat bahwa Katadata tidak bisa membedakan buta huruf pada data BPS dengan buta huruf fungsional pada data Bank Dunia yang dikutip oleh Prabowo.

Hanya media Tirto.id yang terlihat netral dan benar. Mereka menerbitkan artikel yang menelusuri sumber data dari Prabowo.

Dalam pidatonya di acara Indonesia Economic Forum tersebut, Prabowo menampilkan slide yang berisi sumber data dari apa yang diklaimnya tersebut.

slide presentasi Prabowo (sumber: Tirto.id dari Dhani Wirianata)
slide presentasi Prabowo (sumber: Tirto.id dari Dhani Wirianata)
Pada slide presentasi yang ditampilkan, ada catatan kaki tentang sumber data, yakni Indonesia Economic Quarterly, June 2018 dari World Bank. Dari penelusuran, didapatkan file asli dari laman World Bank berjudul Indonesia Economic Quarterly 2018: Learning More, Growing Faster. (PDF)

Di halaman 28 dari dokumen berbahasa Inggris ini didapatkan tabel indikator yang dikutip oleh Prabowo. Disana tertulis 

According to international tests, more than 55 percent of Indonesians who finish their education are functionally illiterate, a much larger share than registered in Vietnam (14 percent) and the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) countries (20 percent). Indonesians who are functionally illiterate tend to end up in low-productivity sectors.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun