Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Adzan Ashar Baru Berkumandang Pukul 4 Sore

19 Juni 2018   14:37 Diperbarui: 19 Juni 2018   14:51 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jam digital di gawai menunjukan pukul 15.30 ketika saya dan keluarga tiba di desa Panggang, Ngawen Kabupaten Blora. Masih dalam rangkaian silaturahim, berkunjung ke sanak saudara dari pihak Ibu yang banyak tersebar di seantero daerah Jawa Tengah. Usai beramah tamah dengan tuan rumah, saya kemudian melepas penat di serambi rumah yang berdinding kayu jati. Rumah khas pedesaan di Blora.

Tiba-tiba terdengar adzan berkumandang dari sebuah Masjid yang hanya berjarak 10 meter dari rumah yang sedang saya kunjungi. Saya sedikit heran. Setahu saya waktu Ashar sudah masuk sejak satu jam yang lalu. Mengapa baru pukul 4 sore lebih di desa ini baru dikumandangkan adzannya?

Ketika saya tanyakan pada saudara yang asli desa ini, saya mendapat penjelasan bahwa khusus untuk waktu Ashar, adzan memang baru berkumandang pukul 4 sore atau lebih sedikit. Pokoknya sebelum matahari tergelincir di ufuk barat. Hal ini memang sudah menjadi tradisi turun temurun, dan sengaja dilakukan karena rata-rata penduduk desa adalah petani. Dan mereka baru pulang dari sawah atau ladang sekitar pukul 4 sore. Dengan begitu, penduduk desa yang sejak pagi ada di sawah bisa berkesempatan sholat Ashar berjamaah di masjid.

Memang, tidak ada yang salah dengan pengaturan waktu adzan seperti itu. Dalam hukum fiqih Islam, rentang waktu sholat Ashar dimulai sejak panjang bayangan sama dengan panjang bendanya, sekitar pukul tiga sore hingga mendekati matahari terbenam atau sekitar pukul lima sore.

Karena itu, jika adzan waktu Ashar baru berkumandang pukul 4 sore, hal ini sebenarnya biasa saja bagi penduduk desa ini. Meskipun terdengar sedikit aneh bagi kita yang tinggal di kota karena terbiasa mendengar adzan waktu sholat di awal waktu. Malah saya rasa, pengaturan adzan seperti ini, yakni supaya bisa mengakomodir warga yang baru pulang dari petani merupakan hal yang sangat afdhol, sangat baik.

Saya jadi ingat dengan sebuah cerita anehdot. Dikisahkan, warga sebuah kampung tiba-tiba kaget karena mendengar adzan dari pengeras suara di masjid, padahal saat itu sudah pukul 10 malam. Sontak saja, banyak warga berduyun-duyun datang ke masjid, hendak melihat siapa yang kurang ajar mengumandangkan adzan saat hampir tengah malam.

Setiba di masjid, warga mendapati Mbah Kosim, seorang tua yang memang biasa menjadi juru adzan/muadzin baru saja meletakkan mikrophone. Pak RT, yang ikut datang ke masjid itu kemudian bertanya pada Mbah Kosim, mengapa beliau adzan di waktu larut malam ini. Jawab Mbah Kosim:

"Saya heran, ketika saya adzan di awal waktu sholat Isya tadi, sedikit sekali yang datang ke masjid, paling banyak cuma 5 orang saja. Saya pikir mungkin karena masih sibuk di tempat kerja, atau dalam perjalanan pulang. Karena itu, adzannya saya ulangi lagi jam 10 malam, siapa tahu sudah banyak yang pulang ke rumah sehingga bisa sholat berjamaah di masjid. Dan benar kan? Buktinya kalian sekarang berbondong-bondong datang ke masjid ini".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun