Mohon tunggu...
Prima Marsudi
Prima Marsudi Mohon Tunggu... Guru - Indahnya menua.

Wanita yang ingin jadi diri sendiri tetapi tidak bisa karena harus memikirkan orang-orang yang disayanginya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diary 34

26 November 2020   05:49 Diperbarui: 26 November 2020   05:51 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lama aku tak pernah lagi menangis

Kupikir air mataku telah habis terkuras di satu masa

Ketika aku terjatuh terpuruk hingga kukira tak akan pernah bisa bangkit lagi

Ketika di saat yang sama setiap orang yang kukira sahabat dan teman menjauh atau bahkan menghilang

Ketika setiap orang menjatuhkan setiap kesalahan hanya padaku

Ketika hanya Tuhan yang menjadi teman penyemangatku

Kemudian pagi ini

Tiba-tiba aku menangis tanpa dapat kukendalikan

Air matakumengalir deras, menghapus segala warna di rupaku

Ini tangis apa ? Tanyaku

Segala rasa tertumpah di sini

Sakit yang dulu

Pedih yang lama

Luka yang semestinya telah kering

Berbaur dengan rasa shyukur

Telah terlewati

Telah tertinggal jauh di belakang

Aku harus terus melangkah maju

Melangkah dengan wajah-wajah baru

Seperti dulu

Aku harus bisa 

Karena tak akan pernah ada lagi jalan untuk kembali

Kau yang kutuju telah terkubur jauh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun