Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu Pekerja, Tetap Bisa Bermain bersama Anak

7 Mei 2018   12:17 Diperbarui: 7 Mei 2018   12:37 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Hampir setiap hari saya melihat postingan teman di Facebook atau WhatsApp tentang dia dan anaknya sedang bermain bersama dengan alat-alat yang sederhana. Dalam hati saya itu, ingin rasanya ada di rumah bermain bersama Nadine dengan alat-alat yang dibuat sendiri. Padahal dulu juga pernah main bersama Nadine dan membuat alat permainan sendiri, tapi itu waktu Nadine sakit jadi bisa izin kerja dan sempat saya tulis di sini. Tapi masak iya harus nunggu Nadine sakit dulu? Tentu tidak.

Mulailah saya sedih dan ingin segera resign supaya bisa main sama Nadine. Tapi saya teringat dengan kalimat waktu saya pelatihan "setiap orang punya waktu yang sama yaitu 24 jam, waktu 24 jam ini harus dibagi 3 yaitu 8 jam untuk bekerja/sekolah, 8 jam untuk istirahat, 8 jam untuk kegiatan yang bermanfaat, seperti berwirausaha, membuat sesuatu yang menghasilkan atau apapun itu, yang pasti bermanfaat. Ahaaa.. saya pun mulai berpikir bahwa waktu yang ada seharusnya tidak membatasi saya untuk bermain bersama Nadine.

Saya mulai untuk membagi waktu saya dengan baik (meskipun terkadang masih berantakan dan waktu saya gunakan untuk bekerja serta istirahat yang berlebihan), saya mulai membatasi untuk tidak mengerjakan tugas kantor di rumah supaya saya bisa full dengan Nadine. Jadi setiap malam, sebelum tidur saya bercerita ataupun nonton video di YouTube (padahal sebenarnya nggak baik dilakukan), intinya sih saya ngobrol-ngobrol aja sama Nadine. 

Kemarin, ketika bangun tidur saya ajak Nadine untuk mengupas telur. Katanya sih mengupas telur bisa melatih konsentrasi dan kesabaran anak, makanya saya coba. Walaupun sebenarnya sudah melakukan ini beberapa kali. Setelah itu, saya ajak Nadine untuk bermain air, sebenarnya sih sekalian mau ajak dia mandi, karena akhir-akhir ini dia susah diajak mandi. Ini juga mainnya di kamar mandi. Dalam permainan air ini, saya menuangkan beberapa tetes pewarna makanan ke dalam gelas plastik bening. Warna yang saya gunakan merah, hijau dan ungu. Ada juga gelas yang memang tidak saya beri pewarna, maksudnya sih untuk menunjukkan ada air yang bening.

Setelah diberi pewarna, saya minta Nadine untuk menuangkan air ke dalam gelas itu dan muncullah warna-warna dalam gelas itu. Nadine senang sekali. Lalu saya tunjukkan ini warna merah, hijau dan ungu. Saya minta Nadine untuk menunjuk warna yang sebut, beberapa kali benar tapi juga beberapa kali salah.

Saya meminta Nadine untuk mengambil air berwarna itu ke dalam gelas kosong dengan menggunakan sendok. Pelan-pelan dia menyendok air dan dituangkan ke gelas kosong. Ternyata cukup telaten Nadine melakukannya. Setelah gelas kosong tadi berisi air, saya memintanya untuk menuangkan ke mangkuk. Ternyata Nadine sudah bisa menuangkan air dengan cukup baik. Hari itu sukses belajar untuk menuangkan air. 

Beberapa menit kemudian, Nadine sudah mulai bosan untuk menyendok dan menuang air dengan beraturan (sesuai petunjuk saya), akhirnya dia tuangkan semua air dan seterusnya. Ya intinya sih dia jadi main air. Tapi cukuplah untuk hari ini. Sebentar memang tapi paling tidak saya bisa membuktikan kepada diri saya bahwa ibu pekerja juga tetap bisa bermain montessori dengan anaknya. Yang penting bisa membagi waktu dengan baik. 

Permainan pertama ini membuat saya semakin semangat untuk memikirkan ide apalagi untuk bermain dengan Nadine. Sebenarnya ini bisa melatih saya untuk bangun lebih bagi dan bersemangat saat bekerja. Ke depannya harus terus bermain sama Nadine. Tidak apa-apa hanya sebentar, yang penting berkualitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun