Libur tapi masih kerja ? Aah..pasti menyebalkan dan menjengkelkan ya. Aku pernah beberapa kali begini, sebenarnya nggak mau tapi bagaimana ya, namanya juga sudah tanggung jawab, jadi mau nggak mau ya harus diterima.
Tapi lain untuk kerjaan kali ini. Aku kerja tapi rasa liburan. Lho kok bisa sih? Ya karena kerjanya di tempat wisata sambil nge-outbound alias jadi instruktur outbound karyawan salah satu universitas di Lampung. Tempatnya di pulau Pahawang. Dari dulu pengen banget nih liburan ke sini, ehh...akhirnya kesampaian juga. Hehe. . Walau sebenarnya agak berat sih ninggalin Nadine kerja saat liburan, tapi nggak apa-apa ya nak, izinkan mamamu ini liburan sebentar anggap ajalah ini me time nya mama (maksa banget lah ya alasannya). Kalau kerja begini sih senang-senang aja ya, apalagi satu tim sama ayah Nadine. Yup..aku dan ayah Nadine dulu ketemunya juga lewat tim outbound ini (kapan-kapan diceritain ya, hehe).
Persiapan kegiatan ini hampir seminggu, aku yang berkomunikasi dengan panitia mengenai detail acaranya. Pada hari yang ditentukan kami berangkat pukul 11.30 karena kami harus tiba di pulau Pahawang pukul 13.30.Â
Perjalanan lancar dan pukul 13.00 kami sampai di dermaga. Aku menghubungi pihak Pahawang dan menanyakan perahu yang sudah aku pesan tadi. Sayangnya perahu tidak ada yang standby dan kami harus menunggu setengah jam. Ini karena aku booking-nya nggak dari pagi. Haduuhh..pelajaran banget nih, kalau mau ke sini lagi harus booking perahu jauh-jauh hari atau minimal pagi-pagi sekali.Â
Baiklah kami menunggu. Hatiku deg-degan karena takut terlambat. Ini soalnya masalah kepercayaan, kalau terlambat datang besok-besok pasti nggak akan percaya lagi. Aku menghubungi panitia untuk memberitahu keberadaan dan kondisi kami. Syukurlah mereka mau mengerti. Aku berusaha untuk tenang dan tidak memperlihatkan kegelisahannya pada teman-temanku. Akhirnya setelah sekian lama perahu kami datang dan kami langsung naik. Perjalanan yang menyenangkan sebenarnya, karena alam menyuguhkan pemandangan yang indah dipandang mata. Tapi hatiku tak dapat menikmatinya karena aku masih diliputi rasa takut, nggak enak karena ini sudah terlambat banget.

Pukul 16.00 peserta berkumpul di lapangan, team leader outbound kami membuka acara dan melakukan ice breaking. Ice breaking digunakan untuk mencairkan suasana agar tidak kaku dan antara peserta dengan instruktur tidak canggung lagi. Setelah ice breaking, peserta dibagi menjadi delapan kelompok.Â
Pada outbound kali ini kami menyediakan empat jenis permainan yaitu roda gila, Archimedes, labirin dan bolo-bolo. Setiap permainan memiliki tantangan tersendiri. Selain itu juga yang pasti permainan ini memiliki tujuan-tujuan tertentu yang nanti akan dibahas pada akhir acara. Semua peserta bermain dengan gembira, terlihat mereka meninggalkan sejenak beban yang ada (termasuk aku sih melupakan beban hutang yang menumpuk, hehe).

Roda gila bertujuan supaya setiap orang mengerti dan melaksanakan peran yang sudah diberikan di dalam pekerjaan, sehingga dapat melakukan tugas dengan baik. Permainan Archimedes dimaknai setiap orang harus berani untuk mengorbankan sesuatu dan berani berkorban untuk keberhasilan temannya. Karena di dalam permainan Archimedes ini peserta diminta untuk mengeluarkan bola plastik yang ada di di dalam paralon berlubang dengan menggunakan air. Tentunya setiap orang harus berusaha menutup lubang itu dan pastinya pakaiannya menjadi basah. Itulah pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan tim.Â
Permainan labirin bertujuan supaya setiap orang mau mengikuti instruksi atasan atau orang lain dengan baik. Saat menjadi atasan atau pemegang kendali juga harus dapat memberikan instruksi yang dapat dimengerti oleh timnya. Dalam permainan ini, peserta diminta untuk mengeluarkan bola dari sebuah labirin. Namun, papan labirinnya dibalik, hanya ada satu orang yang dapat melihat jalur labirin tersebut dan ia harus memberikan instruksi supaya bola itu dapat keluar.

Outbound hari ini selesai, semua peserta tampak senang dan puas. Mereka juga sepertinya mengerti setiap permainan yang dilakukan dan dapat memaknainya. Semoga apa yang mereka harapkan sudah terpenuhi. Setelah selesai kami berfoto dengan peserta. Lalu berpamitan pulang.

Saat perahu akan disandarkan, aku kembali belajar dan memaknai pengorbanan. Supir perahu kami berusaha keras untuk menyandarkan perahu supaya pas, karena pada saat itu banyak kapal yang berasal dari, jadi mereka susah mencari tempat "parkir" perahunya. Aku lihat ada temannya yang mendorong perahu supaya mudah disandarkan. Ya mendorong, sudah tentu dia masuk dong ke dalam laut dan membiarkan badannya basah. Tapi dia tampak sudah terbiasa. Aahhh...sungguh luar biasa.Â
Perjalanan kali ini mengajarkan aku banyak hal dan membuat aku lebih bersyukur. Ya bersyukur walaupun kerja di saat liburan begini, tapi aku tetap berada di tempat wisata dan bisa sekaligus liburan. Ini sih kerja tapi rasa liburan. Besok-besok kalau ada yang begini, mau banget lah ya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI