Mohon tunggu...
Rifki Ansori
Rifki Ansori Mohon Tunggu... Sejarawan - Presiden Rifans

tetaplah menjadi Mentari yang selalu menyinari dunia ini dengan ilmu mu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pegiat Keruh

24 November 2019   23:19 Diperbarui: 24 November 2019   23:34 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hening malamnya sudah cukup luas, bisu cahaya sembunyi dalam sunyi, sungguh malam yang pening. 

Bagaimana tidak, aku jatuh  dalam ruang kegelapan yang penuh kedengkian, sedang Hanya kata benci yang dapat meneranginya. 

Hegemoni dalam hati ini begitu angkuh, hingga aku hanya berdiam teguh, melihat semuanya menjauh. sepertinya mereka jenuh atas malam yang gelap gelagap penuh. 

Aku bertanya, apakah mereka yakin hidup dalam penerangan yang dipaksakan hanya dengan sebutir neon yang penuh penghabisan. Lalu gelap lagi? 

Rasanya aku ingin mulai beranjak bangun dari tidur lelapku, melihat gelap bercampur mega putih dan kuning. Tapi kian lelap memberontak, sampai harus menyerah pada Fajar menyongsong tombak. 

Dasar pegiat keruh!!! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun