Penggalan Alkitab diatas berkisah tentang Yesus menyembuhkan seorang penuh kusta. Ada beberapa penggalan menarik dari kisah ini:
1. ”Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” adalah ungkapan penderita Kusta saat memohon pertolongan Tuhan. Saya merasa dalam kalimat tersebut ada kerendahan hati, ada perasaan tidak layak untuk ditolong. Meski demikian ada keyakinan bahwa Tuhan Yesus sanggup menolong. Hal ini terlihat dari ungkapan "jika Tuan mau", bukan jika Tuan bisa! Dalam pandangan nya, Tuhan pasti mampu, tapi apakah dia mau?
2. Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: ”Aku mau, jadilah engkau tahir.” Hal menarik dari kalimat ini yang pertama, Yesus sebenarnya cukup berkata kata saja, banyak mujizat terjadi cukup hanya dari perkataan Nya. Tapi kali ini Yesus mengulurkan tanganNya dan menjamah orang Kusta ini. Pada masa itu orang kusta dianggap orang terkutuk, dijauhi, dan tidak ada yang mau menyentuh. Tindakan Yesus ini menunjukkan penerimaan. Tuhan Yesus bukan hanya menyembuhkan penyakit kustanya tetapi juga jiwanya yang memiliki gambar diri yang salah juga turut dipulihkan.
3. Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapa pun juga. Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar. Yesus pada kesempatan ini meminta orang kusta ini tidak banyak bicara tetapi langsung menunjukan diri pada imam dan memberikan persembahan. Hukum Taurat mengatur, yang bisa menyatakan penderita kusta itu sembuh adalah imam dan diikuti serangkaian persembahan pentahiran. Yesus meminta orang ini fokus pada apa yang harus dilakukan, bukan menceritakan kisahnya. Meski demikian karya ajaib Yesus tidak terbendung dan tersiar. Tidak dijelaskan disini apakah orang yang disembuhkan ini bercerita tentang kisahnya atau orang melihat dari jauh dan menyebarkan kisah tentang dia. Tetapi yang pasti kisah pertolongan Tuhan ini menyebar.
Lewat Kehidupanmu Karya Tuhan Makin Jauh Tersiar
1. Miliki sikap hati yang benar dihadapan Tuhan. Rendah hati dan yakinlah bahwa Tuhan sanggup dan mau menolong.
2. Pertolongan Tuhan itu sempurna, seringkali kita tidak tahu apa yang sebenarnya kita butuhkan tetapi Tuhan tahu. Dan saat Tuhan menolong, pertolongan Nya tuntas, tidak mencelakakan dan akan membuat kita menjadi utuh.
3. Fokus pada apa yang penting dan apa yang Tuhan mau kita lakukan dalam hidup kita. Saat kita mengerjakan bagian kita, maka nama Tuhan akan dipermuliakan dengan sendirinya.
=p.adi=
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI