Mohon tunggu...
ono Prayetno
ono Prayetno Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai semua Ciptaan Tuhan tanpa membeda bedakan

Bekerja sebagai Pramuwisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bicara Jorok oleh Sebagian Pelajar di Kota Medan

24 Desember 2018   13:04 Diperbarui: 24 Desember 2018   14:24 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kegiatan

Tak sengaja waktu aku menunggu angkot hendak pulang ke rumah ramai disekelilingku anak anak remaja berseragam sekolah SLTP berlari dan berkejaran sesama mereka sambil sesekali berteriak teriak sampai memekakkan telingaku. Karena jarakku tidak terlalu jauh dengan mereka.Ada yang dengan bangganya memegang rokok dijarinya dan merayu rayu pelajar wanita lagaknya bak orang dewasa.

Kemudian tertawa cekikikan  tangannya terkadang menyentuh bahu si pelajar wanita. Mungkin tingkahnya terinspirasi dari cerita cerita di sinetron.
Tetapi yang paling membuatku jadi merasa risih ialah ketika sebagian dari mereka mulai mengeluarkan kata kata yang tidak senonoh memaki maki temannya dengan kata kata yang tidak sepatutnya diucapkan oleh seorang pelajar dan itu vulgar sekali.

Apalagi diucapkannya didepan publik dimana disitu ada banyak ibu ibu yang juga sedang menunggu angkot dan sepertinya mereka tidak peduli sama sekali dengan orang orang yang ada disitu.

Kebiasaan sebagian pelajar di medan bila berseloroh dengan teman sebayanya baik yang siswa maupun siswi. " selalu mengucapkan kata kata bagian vital laki-laki maupun perempuan.. " Kon..nyol.. Lah kau..!"

"Pe.. Sek.. lah..!"

Atau " hoooh.. Konn..nyol..!" maaf agak kusamarkan sedikit.

Dan bicara kotor dikalangan sebagian pelajar di Kota Medan ini sudah memasuki tingkat yang sangat meresahkan. Kadang terlintas juga dipikiran, "bagaimana mungkin ajaran agama, moral dan akhlak bisa masuk kalau ucapannya kotor seperti itu? "tidakkah ucapan berawal dari pikiran?"

Gejala gejala ini sudah bisa dipastikan berasal dari pengaruh lingkungan dan pergaulan sehari-hari.

termasuk keluarga dirumah yang sangat berperan besar dalam membentuk sikap sikap anti sosial seperti ini.
Bisa saja dari orang-orang terdekatnya yang sering memaki maki dengan menggunakan kata-kata kotor dan kasar dan kemudian diadopsi oleh anak-anak itu dan diucapkan ulang disetiap kesempatan.

Sikap sikap seperti ini sangat dikhawatirkan kelak dikemudian  hari akan membentuk anak menjadi anak yang anti sosial dan bahkan mungkin mengarah ke Fasisme.

Menjadi PR bagi kita bersama mulai dari pendidik tokoh tokoh agama dan masyarakat dan yang paling utama adalah keluarga untuk membina dan menyelamatkan mereka generasi muda harapan bangsa agar mereka tidak terjerumus ke sikap yang anti sosial dan terjerembab ke dekadensi moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun