Pernah tidak kalian bingung terhadap maraknya kasus kekerasan di Indonesia? Atau mungkin kalian menanyakan, "Kenapa ya orang bisa melakukan kekerasan seksual?"
Nah, ternyata kasus kekerasan seksual itu ada kaitannya, lho, dengan teori Sigmund Freud.
Kasus Kekerasan Seksual di Indonesia
Saat ini, kasus kekerasan seksual di Indonesia kian marak. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa hal tersebut bisa sering terjadi. Kekerasan seksual sendiri merupakan aktivitas seksual yang bersifat memaksa dan merugikan korban. Menurut Pasal 1 Ayat 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Pelanggaran Hak Asasi Manusia, kekerasan seksual adalah tindakan yang merampas harkat dan martabat seseorang, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Pada tahun 2024, menurut Komnas Perempuan, tercatat sebanyak 289.111 perempuan mengalami kekerasan seksual. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa perempuan masih menjadi korban utama dalam kekerasan seksual.
Dampak Kekerasan Seksual terhadap Korban
Dari sekian banyak dampak yang muncul pada diri korban kekerasan seksual, salah satu dampak yang paling berat adalah trauma psikologis. Luka psikis ini sering kali lebih sulit untuk diobati dibandingkan luka fisik, karena memengaruhi cara korban memandang diri mereka, orang lain, dan dunia.
Dalam memandang diri sendiri, korban cenderung merasa rendah diri dan merasa tidak layak untuk ada di dunia. Dalam memandang orang lain, korban akan lebih menutup diri dan timbul perasaan trust issues kepada semua orang. Terakhir, dalam memandang dunia, korban merasa dunia tidak berpihak pada mereka karena jarang sekali mendapat keadilan yang seharusnya. Trauma yang mendalam juga bisa memicu gangguan mental berat, seperti menyakiti diri sendiri (self-harm) atau bahkan mencoba bunuh diri.
Kaitan Teori Psikoanalisis Sigmund Freud dengan Kekerasan Seksual
Dalam teori psikoanalisisnya, Sigmund Freud mengemukakan bahwa kepribadian manusia terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu unconscious (alam bawah sadar), preconscious (pra-sadar), dan conscious (alam sadar). Selain tingkatan kepribadian, Freud juga mengemukakan struktur kepribadian manusia yang terdiri dari id, superego, dan ego.
- Id merupakan dorongan instingtif yang beroperasi berdasarkan prinsip kesenangan (unconscious).
- Superego merupakan internalisasi nilai-nilai moral dan sosial.
- Ego adalah penghubung antara id dan dunia nyata, bekerja sesuai prinsip realitas (conscious).