Mohon tunggu...
Pratiwi Zuriaty
Pratiwi Zuriaty Mohon Tunggu... -

Lahir di Bulan Januari 1987 menjadikan saya harus sadar bahwa saya sudah harus menjadi wanita dewasa dan harus menentukan sikap. Tapi kayaknya yang saya lakukan saat ini hanyalah sebuah suratan takdir... Pelan tapi pasti,,saya akan mewujudkan cita-cita saya!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saat Inspirasi dan Hasrat Itu Pudar...

15 Mei 2010   09:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:12 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi kebanggaan dan dapat menjadi inspirasi bagi orang lain adalah kepuasan yang ingin aku capai. Proses pembelajaran terus menerus, kegagalan, stagnan, dan bangkit lagi sudah kulalui demi mencapai pengakuan tersebut. Aku tidak mau selalalu menjdi " si biasa-biasa saja" yang selalu tertutupi orang lain yang dianggap lebih baik. Padahal kita manusia diciptkan dengan 'spesifikasi' yang sama tapi mengapa ada orang lain yang dianggap lebih berkualitas dibandingkan yang lain.

Kesadaran itu muncul bahwa seharusnya sikap bukan didasari alasan bagaimana orang lain mau melihatku melainkan keinginan dariku sendiri untuk memiliki hidup yang kuanggap berkualitas. Aku akan bangga dengan diriku sendiri karena telah mampu meraih semua mimpi-mimpi. Akuakan bangga pada diriku sendiri karena mampu memberikan nilai tambah pada orang-orang di sekelilingku. Aku akan bangga pada diriku sendiri karena akhirnya aku mampu menggapai kebahagiaan sesuangguhnya dengan orang-orang yang kucintai dengan penuh kedamaian, cinta, dan harmoni. -Jakarta, 10 Desember 2009-

Itu adalah petikan visi dan misi yang saya buat saat mengikuti training 7 Habits itu. Tapi kok agak ngawang-ngawang ya... nggak jelas hehe. Kalau tidak salah waktu itu sang instruktur berkata bahwa visi dan misi diri itu harus yang menyentuh, yang bisa membuat kita terenyuh mendengarnya sehingga terpatri di hati kita. Waktu saya nulis itu sih rasanya keren-keren aja dan sesuai dengan keinginan saya. Tapi sekarang setelah dilihat lagi kok makin gajebo. Hehe pantesan saja inspirasi dan hasrat itu sering timbul tenggelam wong visi misi atas diri sendiri saja tidak jelas.

Dulu saya pernah mengambil kuliah manajemen stratejik yang dosen pengajarnya adalah menteri  ESDM kita saat ini, yaitu Darwin Z.Saleh. Pengertian dari visi adalah: rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Sementara pernyataan misi adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can do).

Itu kan konteks dalam sebuah organisasi atau perusahaan, jika konteksnya adalah human being alias manusia, ya ubah aja kata-kata "organisasi atau perusahaan" menjadi "pribadi kita".

Dalam buku text book itu yang saya lupa pengarangnya siapa (dan hampir semua teman kuliah yang saya tanyakan lewat ym juga lupa..hehe entah kotler, potter, amstrong, atau siapalah) dikatakan bahwa visi yang efektif harus memiliki karakteristik sebagai berikut:


1. Imagible (dapat di bayangkan). 2. Desirable (menarik). 3. Feasible (realities dan dapat dicapai). 4. Focused (jelas). 5. Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan). 6. Communicable (mudah dipahami).

Waduhhh,,maaf-maaf bukan bermaksud menjejali posting ini dengan teori nih. Tapi memang visi dan misi itu sangat mungkin untuk kita buat berkali-kali karena akan terus kita evaluasi. Dan kalau mau dievaluasi nih mengacu ke teori itu memang visi dan misi yang saya tulis beberapa bulan lalu itu rasanya nggak memenuhi ke 6 kriteria itu. Mau dibayangkan susah. Menarik...hemmm justifikasi masing-masing. Realistis..entahlah. Super nggak jelas. Responsif sama lingkungan, waduh nggak tau ya. Mudah dipahami...haha sama saya aja itu visi nggak nyantol di hati.

Karena masih dalam situasi yang gajebo, tiba-tiba saya teringat percakapan dengan teman kantor saya beberapa hari yang lalu. Teman kantor yang sangat bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya (dan kadang saya pikir terlalu nepsong), tapi intinya dia teman yang sangat pintar dan baik. Saat itu datang dua orang konsultan yang menangani kantor kita.

"Wi, itu konsultan kita ngomongin apa? Ada hubungannya sama kerjaan kita nggak?" katanya dengan  wajahnya yang sumringah dan nepsong (napsu kerja maksudnya).

Saya yang sedang ngetik-ngetik nggak jelas cuma bisa melengos. "Nggak. Bukan, nggak ada hubungannya. Napsu banget sih lo.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun