Belajar lah tiada kata lelah
2 Minggu lalu, tepat nya  tanggal 8 November 2019, Perusahaan tempat saya bekerja menugaskan saya untuk menghadiri seminar di Indonesia Infrastructure week 2019. Pameran yang di ikuti oleh lebih dari 5 negara dari berbagai perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, mulai dari bahan bangunan, Jalan, Paving block, Atap, Scafolding sampai ke Jembatan.Â
Ini pertama kali saya menghadiri seminar konstruksi yang begitu lengkap, sangat user-interface dan memiliki skala yang international. Bahkan di pameran tersebut juga di ikuti oleh KCIC, yaitu kereta cepat dari Jakarta ke Jawa Barat, dengan kecepatan lebih 350 km/H teknologi yang baru di Indonesia, dan teknologi jembatan yang baru saja di resmikan oleh R1 di PAPUA yaitu jembatan Holtecamp.
Terdapat juga beberapa stand pameran untuk sertifikasi tenaga ahli konstruksi yang di inisiasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi DKI Jakarta.Â
Dalam kesempatan tersebut, saya juga menghadiri 3 seminar tentang sumber daya manusia dan supply chain dalam industri
1. Supply Chain SDM dalam Proyek Konstruksi (BIM Kompetensi)Â
Seminar di selenggarakan bekerja sama antara Institut Teknologi Indonesia dan Cubisoft, mengambil tema mengenai supply dari SDM yang berkompeten di dalam aplikasi BIM .Â
BIM adalah singkatan dari Building information Modelling, sebuah system yang mengadopsi intergrated dari beberapa software dari mulai perencanaan struktur, pembiayaan, jangka waktu, control dan monitoring sampai ke asbuilt yang di hasilkan.
Menurut Prof. Khrisna, Dekan Fakultas Teknik di Institut Teknologi Indonesia, saat ini SDM (insinyur) yang mampu mengaplikasikan ke BIM sampai level ke 7 di Indonesia masih sangat jarang. Hal ini berbanding terbalik dengan proyek-proyek yang akan menggunakan BIM di masa depan.
Beberapa studi di luar negeri telah membuktikan penggunaan BIM utk extra large scale project memberikan manfaat dalam effisiensi dari material, manpower dan waktu.Â
Prioritas Pemerintah untuk peningkatan kualitas SDM konstruksi tertuju kepada pendidikan Vokasi, dimukai dari lulusan SMK sampai lulusan politeknik, melalui kementerian PUPR khusus nya Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
Melalui program link and match, yang bertujuan untuk memadupadankan dan menghubungkan antara sistem pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan SDM industri (Competency based training)
Berikut ada dukungan link and match PUPRÂ
- Harmonisasi kurikulum SMK
- Peningkatan Kapasitas Guru SMK
- Dukungan Sarana dan Prasarana Sekolah
- Penyusunan NSPK Dukungan terkait program link and match bidang jasa konstruksi
- Fasilitasi uji kompetensi
Sedangkan target pemerintah di tahun 2020, jumlah dari lulusan vokasi yang tersertifikasi ahli maupun terampil berjumlah 48.000 orang naik 128% dari tahun 2019 yang berjumlah 21.000
Materi workshop di atas adalah materi di sesi ke 3, merupakan materi terakhir di hari terakhir dari rentetan 3 hari pameran dan workshop konstruksi Indonesia 2019.Â
Materi di bawakan oleh Ir. Catur Hernanto,MM., IPM., Asean Eng., yang merupakan sekretaris BK Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia. Beliau menekan pentingnya jenis sertifikasi baru, terutama merunjuk kepada Lean construction management dan Supply chain management. Pengajuan 2 jenis sertifikasi baru tersebut, semata-mata untuk mengakomodir kebutuhan Industri untuk jenis keahlian yang adaptif dengan industri 4.0
Sedangkan untuk sistem sertifikasi Insinyur profesional, bakuan kompetensi yang merupakan dasar penilaian juga kan mengadopsi keahlian lean construction dan supply chain.Â
Sistem penilaian insinyur profesional mempunyai 3 tingkatan, yaitu sebagai berikut :
- Â Insinyur profesional Pratama dengan nilai 600
- Insinyur profesional Madya dengan nilai 3000
- Insinyur profesional Utama dengan nilai 6000
Dari Batam untuk Indonesia yang lebih baik.