"Ini Lik uangku jatuh ke selokan, hiks...hiks...hiks..." Jawab Farel sesenggukan.
"Berapa Rel?" Tanya Parjo.
"Limaratus Lik!" Â Kata Farel.
Parjo begitu khawatir, melihat selokan yang begitu dalam, meski air mengalir tidak terlalu deras, namun membahayakan bagi Farel.
"Ya sudah Rel, bahaya kalau kamu di situ terus. Sudah ikut Lik Parjo. Di depan sana ada warung Bulik Parti, kita ke sana saja istirahat sambil jajan, kamu pasti belum makan tho? Yuk sini naik!" Parjo mengajak Farel ke Warung Bulik Parti.
Sesampainya di Warung Bulik Parti, tangis Farel berhenti dan berubah menjadi tawa bahagia ketika Parjo memperbolehkan Farel memilih jajanan yang ia suka. Sudah tentu es gabus favorit yang diambil pertama kali. Bonusnya, nasi bungkus plus bakwan goreng. Sungguh nikmat begitu terasa.
Keesokan harinya di toko kelontong. Tiba-tiba Lik Yanti mendekati Parjo dan berkata, "Terimakasih ya Jo, anakku sudah kamu ajak makan di warung Bulik Parti, dia cerita dan dia senang sekali."
"Oh iya Lik, dengan senang hati." Jawab Parjo dengan senyum bahagia karena bisa membuat hati Farel menjadi senang kembali.
Definisi bahagia bagi setiap orang tentunya beragam, contohnya, bagi Farel uang koin lima ratusan begitu berarti baginya. Dari hal-hal sederhana dengan bisa saling membantu dan menolong, sebuah kebahagian dapat tercipta. (prp)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI