"Kabeh kuwi wis ana sing ngatur, bro. Opo maneh soal rezeki Bro! Meh kerja di kampung atau di rantau ya sama saja, yang penting berkah Bro!" Ujar Parjo sembari tersenyum.
Tekad Randy sudah bulat ia ingin segera pulang kampung, ia menyesali kesombongannya. Ia ingin kembali dan berkarya di kampung halamannya.
"Akhirnya dapet tiket juga ini! Nggak sabar pengen cepet-cepet sampe rumah!" Randy begitu girang ketika ia berhasil mendapatkan tiket kereta api yang bakal mengantarnya kembali ke kampung halaman.Â
Keesokan harinya, ia mengajukan surat pengunduran diri kepada atasannya. Ia ingin segera menghirup udara bebas.Â
Rutinitas keseharian dan tekanan kerja sungguh membuat ia muak, tak seindah yang ia bayangkan. Randy hancur, kerasnya ibukota mengalahkan kesombongannya.Â
Urusan kantor selesai, ia bergegas menuju ke Stasiun Gambir. Menggunakan ojek online, ia mulai meraskan sesak di dada perlahan menghilang.Â
Senyum merekah, muncul gambaran indah kampung halamannya, ingin segera cepat-cepat sampai rumah.Â
Setibanya di Stasiun Gambir, ia berlari, mengingat kereta api sudah akan segera diberangkatkan. Ia letakkan tas ranselnya, kemudian duduk dan menghela napas. "Alhamdulillah, iso balik kampung!"
Empat penari
Membikin hati
Menjadi senang, aduuuh
Itulah dia
Malam gembira
Gambang Semarang ---Penggalan Lirik Lagu Gambang Semarang.
Terdengar melodi sebuah lagu, lagu yang khas menandakan telah tiba di sebuah kota yang terkenal dengan Lawang Sewunya.Â
Lagu Gambang Semarang di Stasiun Semarang Tawang yang begitu Randy rindukan. Semarang, kampung halaman Randy dengan sejuta kenyamanan yang ada di dalamnya.Â
"Duh, kok laper ya? Ah cari gongso babat dulu deh! Udah lama banget nggak makan gongso babat." Perut Randy sudah mulai berdendang yang artinya ingin segera dimanjakan. Tak jauh dari stasiun, ia melihat ada warung gongso babat, ia pun segera menuju ke warung tersebut.