Mohon tunggu...
Adistya Pramaresa Katamsi
Adistya Pramaresa Katamsi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Berkuliah di Universitas Pendidikan Indonesia. Memiliki minat terhadap dunia pendidikan dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peta Buta Pendidikan Kita: Saat Tujuan Belajar Hanya Jadi Pajangan Rencana

17 September 2025   17:15 Diperbarui: 17 September 2025   17:12 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ThumbPeta (Sumber: Pribadi)

Jika diperhatikan, tiga kategori ini sebenarnya adalah jawaban atas paradoks pendidikan modern: bagaimana caranya agar siswa tidak hanya "hebat di kertas," tetapi juga tangguh menghadapi tantangan nyata di luar kelas.

Inilah titik penting yang harus kita sadari: tujuan pembelajaran bukan hanya agar siswa tahu, tetapi agar mereka bisa hidup dengan pengetahuan itu.

Generasi 'Scroll-Scroll' Tak Cukup Dibekali Teori Kuno

Mengapa perumusan tujuan yang jelas ini menjadi begitu mendesak sekarang? Jawabannya sederhana: dunia telah berubah. Anak-anak kita hidup di era digital yang dibanjiri informasi dan disrupsi teknologi.  Mereka tidak lagi butuh guru yang hanya berfungsi sebagai kamus berjalan. Mereka butuh kemampuan untuk menyaring informasi, berpikir kritis, berkolaborasi, dan mencipta.

Menurut Trilling dan Fadel (2009) juga, keterampilan inilah yang disebut Keterampilan Abad 21, yang mencakup 4C: 

Critical Thinking (berpikir kritis), Creativity (kreativitas), Collaboration (kolaborasi), dan Communication (komunikasi), ditambah dengan literasi digital.  Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus dirancang untuk melatih keterampilan ini.

Contohnya:

  • Berpikir Kritis: "Siswa mampu membandingkan dua artikel berita daring berdasarkan kredibilitas sumbernya." 

  • Kreativitas: "Siswa mampu menghasilkan video pendek tentang isu lingkungan menggunakan aplikasi editing sederhana."

Tujuan-tujuan seperti ini relevan dengan kehidupan nyata mereka dan mempersiapkan mereka untuk tantangan di masa depan, bukan sekadar mengisi lembar jawaban ujian. 

Dua Guru, Dua Dunia: Kisah dari Balik Dinding Kelas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun